Berita Denpasar
Keluhkan Pembatasan Jam Operasional, Pedagang Lalapan di Denpasar Menjerit: Kami Butuh Penghasilan
Keluhkan Pembatasan Jam Operasional, Pedagang Lalapan di Denpasar Menjerit: Kami Butuh Penghasilan
Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Panerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyatakat (PPKM) dengan pembatasan jam operasional membuat pengusaha malam meronta.
Hal ini dikarenakan baru mereka buka harus segera tutup karena terbentur jam operasional sehingga membuat pendapatan mereka menurun.
Bahkan ada yang memilih menutup total lapaknya karena rugi dengan waktu yang singkat.
Hal tersebut dilakukan oleh penjual lalapan di kawasan Jalan Tukad Barito, Made Sandiyasa.
Sebagai gantinya, ia kini berjualan di rumahnya dengan sistem online.
Namun dikarenakan mendadak pindah online, penghasilannya pun menurun.
Apalagi ia harus menaikkan harga dikarenakan menggunakan jasa antar via ojek online.
"Paling sehari laku paling banyak 15 aja. Jauh dibanding jualan langsung. Apalagi saya up harga, jadi daripada banyak keluar uang mending mereka masak sendiri," katanya Selasa 9 Februari 2021.
Ia mengatakan jualan langsung lebih laku karena harganya lebih murah dan warga bisa nakan sambil ke luar rumah.
• Serba-serbi PPKM Mikro Hari Pertama di Bali: Ada Sanksi Pidana di Gianyar | Bangli Masih Koordinasi
"Saya sebagai pelaku usaha mikro, dengan diterapkannya kebijakan PPKM ini berusaha mencari alternatif dengan memaksimalkan pemasaran dan penjualan melalui online agar usaha tetap jalan. Walaupun kebijakan PPKM ini memberatkan bagi saya sebagai pelaku usaha mikro, tetapi kami tetap menghormati dan tetap berusaha untuk menyambung hidup saya," katanya.
Ia pun memberi saran kepada pemerintah, alangkah lebih bijaknya pemerintah juga dapat memberikan solusi terkait efek yang ditimbulkan dari penerapan PPKM terutama bagi pelaku usaha mikro.
"Dengan penerapan PPKM tentu berimbas pada menurun drastisnya pendapatan. Peran pemerintah bagi saya bukan hanya terfokus pada penularan Covid-19, namun juga harus dapat menjamin kesejahteraan rakyatnya yang saat ini sedang kesusahan menyambung hidup karena efek pandemi ini dan penerapan PPKM ini," katanya.
Sementara itu, pedagang lain, Ni Komang Trisna Dewi Subadra yang berjualan sembako di kawasan Jalan Buana Raya, mengatakan dengan adanya pembatasan jam operasional membuat pedagang malam tercekik.
Biasanya ia berjualan hingga pukul 11.00 Wita namun kini harus dibatasi.