Serba Serbi

Wuku Seminggu Ini Adalah Ukir, Begini Maknanya Dalam Lontar Sundarigama

Disebutkan bahwa pada wuku Ukir, khususnya Minggu Umanis Ukir pada 14 Februari 2021 adalah pemujaan untuk Bhatara Guru.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Putu Supartika
Ilustrasi persembahyangan. Wuku Seminggu Ini Adalah Ukir, Begini Maknanya Dalam Lontar Sundarigama 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seminggu penuh, sejak tanggal 14-20 Februari 2021 adalah Wuku Ukir di dalam kalender Bali.

Apa sebenarnya makna dan hari raya pada wuku ini?

Berikut penjelasan dalam Alih Aksara, Alih Bahasa dan Kajian Lontar Sundarigama.

Disebutkan bahwa pada wuku Ukir, khususnya Minggu Umanis Ukir pada 14 Februari 2021 adalah pemujaan untuk Bhatara Guru.

Baca juga: Kajeng Kliwon Disebut Hari Keramat, Ini yang Dilakukan Menurut Lontar

Sesajennya terdiri atas satu sasayut pengambean, 25 sedah apon, dan 8 kwangi untuk dipersembahkan di sanggah kamulan.

Sesajen itu boleh saja dilengkapi dengan sarana lain sesuai kemampuan.

Demikianlah kewajiban memohon keselamatan kepada Bhatara Guru yang dipuja di sanggah kamulan.

I Nyoman Suarka, Koordinator Tim Alih Aksara dan Kajian Lontar Sundarigama, menjelaskan hari suci yang diperingati pada wuku Ukir adalah hari Minggu Umanis Ukir.

Sebab diyakini sebagai hari suci Bhatara Guru melakukan yoga semadi.

"Karena itu umat Hindu, disarankan melakukan persembahyangan di sanggah kamulan," jelasnya, Senin 15 Februari 2021.

Lanjut dosen Unud ini, perayaan hari suci ini masih berkaitan dengan Tumpek Landep yang dirayakan sehari sebelumnya, atau pada Saniscara Kliwon Landep.

"Makna perayaan hari suci yang jatuh pada Minggu Umanis Ukir adalah anugerah ketabahan dan kesabaran yang telah diberikan Tuhan pada hari-hari suci sebelumnya," jelasnya.

Dimana semuanya semakin diasah dan ditajamkan pada Tumpek Landep.

Melalui kekuatan yang dianugerahkan Sang Hyang Pasupati.

Baca juga: Hari Raya Pagerwesi di Bali, Persembahyangan, Sarana Upakara dan Makna dalam Lontar Sundarigama

Dimohonkan restu, perlindungan atau pala kepada Bhatara Guru.

Agar tidak salah langkah, sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan umat Hindu untuk mengukir dan meraih masa depan yang lebih baik.

Hal ini sesuai dengan makna ukir, menurut lontar Sundarigama koleksi Geria Gede Banjarangkan, Klungkung.

Yang menyebutkan bahwa ukir maksudnya berlindung agar tidak salah langkah.

Kata guru pada sebutan Bhatara Guru, mengindikasikan kedudukan dan peran beliau sebagai guru yang agung.

Baik dalam arti sumber ilmu pengetahuan, serta ketrampilan. Sebagai pelindung maupun sumber kehidupan lahir batin.

Di sini tampak sinonim kata radite, raditya, surya, Siwa, guru, babe, yang dapat berarti matahari ataupun guru.

"Perayaan hari suci yang jatuh pada Minggu atau radite, raditya itu juga mengindikasikan bahwa hari Minggu adalah hari pertama menurut perhitungan Saptawara," sebut guru besar ini.

Sehingga merupakan awal kebangkitan dan sekaligus sumber prestise dan prestasi umat Hindu dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, berbahagia, dan sejahtera atau jagathita di bawah bimbingan guru yang agung yaitu Bhatara Guru. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved