Berita Bali
Buronan Interpol Kabur, Dir Reskrimum Polda Bali: Kami Upayakan Semaksimal Mungkin
Upaya pencarian buronan Interpol yakni Andrew Ayer alias Andrei Kovalenka masih terus dilakukan.
Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ahmad Firizqi Irwan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Upaya pencarian buronan Interpol yakni Andrew Ayer alias Andrei Kovalenka masih terus dilakukan.
Bahkan pihak Polda Bali melalui Dit Reskrimum Polda Bali juga ikut melakukan pencarian warga negara asing (WNA) asal Rusia tersebut.
Menurut keterangan Dir Reskrimum Polda Bali Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro usai pers rilis kasus pembunuhan.
Baca juga: Buronan Interpol Asal Rusia Kabur, Petugas Imigrasi Ngurah Rai Bali Didesak Dapat Sanksi Tegas
Baca juga: Sosok Wanita yang Bantu WNA Buron Interpol Kabur Ternyata Istrinya, Ini Kata Kakanim TPI Ngurah Rai
Baca juga: Detik-detik WNA Rusia di Bali Buron Interpol Kabur Terekam Kamera CCTV, Keluar Dengan Tenang
Pihaknya mendapatkan permohonan untuk membantu mencari buronan Interpol tersebut.
"Ya ada permohonan untuk mencari buronan Interpol tersebut di kami," ujarnya Senin 15 Februari 2021 sore.
"Menanggapi hal tersebut, kami turunkan seluruh kekuatan Reskrimum untuk mencari," lanjut Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro.
Mengenai wilayah pencarian, Dir Reskrimum Polda Bali tersebut masih enggan membeberkan lanjut.
Menurutnya wilayah pencarian masih dirahasiakan pihaknya, agar pelaku tidak berpindah-pindah.
"Ya kami upayakan semaksimal mungkin untuk melakukan pengejaran," tambahnya.
Sebelumnya, buronan Interpol tersebut berhasil melarikan diri dari Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai pada Kamis 11 Februari 2021.
Pihak imigrasi yang mengetahui kejadian tersebut langsung melakukan upaya pengejaran terhadap Andrei Kovalenka.
Bahkan diketahui beberapa poster juga telah dipasang di seluruh wilayah Bali.
Tak hanya itu, petugas Imigrasi juga sudah membentuk tim untuk melakukan pencarian.
Di sejumlah tempat akses keluar masuk Bali seperti Bandara dan Pelabuhan juga terus diawasi petugas.
Hal itu dilakukan, agar dapat mempersempit ruang gerak buronan Interpol tersebut.
Sanksi Tegas untuk Petugas
Kaburnya buronan interpol asal Rusia dari kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Bali, mendapat sorotan dari Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi.
Andi Rio menyebut kaburnya buronan asal Rusia adalah hal yang fatal.
Hal itu akibat kelalaian petugas Imigrasi saat bertugas mengawal pemindahan Andrew Ayer.
Ia pun meminta Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dapat memberikan sanksi tegas terhadap petugas imigrasi tersebut.
Seperti diketahui, buronan interpol itu kabur dari kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai saat proses administrasi untuk pemindahan ke Rumah Detensi Imigrasi Denpasar.
"Ini hal yang fatal dan tidak dapat di tolerir bagi seorang petugas imigrasi sampai Andrew Ayer bisa kabur, terlebih Andre Ayer merupakan buronan interpol, masa bisa mudah melarikan diri begitu saja tanpa terlihat oleh petugas imigrasi, memangnya petugasnya sedang apa dan di mana," kata Andi Rio kepada Tribunnews, Minggu 14 Februari 2021.
Politikus Partai Golkar itu meminta pihak Imigrasi dapat bertanggung jawab dan melakukan kordinasi terhadap Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia, Kepolisian serta pihak terkait lainnya untuk mencegah pelarian Andrew Ayer dari Pulau Bali bahkan Indonesia.
"Hal itu guna mencegah pintu keluar Andrew Ayer untuk kabur lebih jauh dan memudahkan penangkapan kembali terhadap buronan interpol tersebut dengan menyebarkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadap Andrew Ayer," ujarnya.
Wakil Ketua MKD DPR RI itu meminta Pihak Imigrasi dapat melakukan evaluasi baik secara keseluruhan ataupun penempatan petugas imigrasi terhadap peristiwa ini.
Hal itu guna mencegah agar tidak terjadinya peristiwa yang sama di kemudian hari.
"Pihak imigrasi harus berbenah diri, tentunya di tempat tempat tertentu jangan sampai ada personil dalam jumlah sedikit yang bertugas dan pengamanan atau pengawalan yang lemah. Pihak Imigrasi harus menambah jumlah personil saat bertugas dan Jangan sampai peristiwa ini terulang kembali," pungkasnya. (*)