Serba Serbi
Padewasan Perkawinan dalam Ajaran Hindu Bali, Berikut Penjelasan Ida Pedanda Gede Buruan
Dalam buku Padewasan Kapelek, yang ditulis oleh Ida Pedanda Gede Buruna, dijelaskan tentang ‘Uku Alah Dening Panangga/Panglong’.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Uku alah dening pananggal atau panglong, pananggal panglong alah dening sasih.
Sasih alah dening dauh, dan dauh alah dening Sanghyong Triyodasa Saksi.
“Rumusan hukum di atas saya tambahkan satu poin yaitu sradha yang berarti keyakinan atau kepercayaan,” jelas ida.
Sradha ini, kata beliau, penting sebagai landasan pembicaraan selanjutnya.
Dalam hal hubungan usaha pencapaian keharmonisan dan kesempurnaan.
Sebab sradha adalah merupakan suatu dasar keyakinan bersama.
“Tanpa adanya keyakinan yang sama, maka keharmonisan yang sempurna sulit dicapai,” tegas ida.
Hubungan manusia yang harmonis dengan Ida Sanghyang Widhi Wasa akan melahirkan manusia yang memiliki keyakinan berbakti dan bertakwa.
“Sikap seperti ini akan cenderung membawa kehidupan pada kebahagiaan rohani,” imbuh pedanda dari Gria Sanding Pejeng Gianyar ini.
Sehingga dalam membicarakan baik buruknya hari, menjadi sangat kuat dan menghasilkan kesimpulan yang sempurna pula.
“Hal ini penting untuk menghindari terjadinya debat kusir, karena yang dibicarakan adalah menyangkut hal-hal yang bersifat niskala atau abstrak,” tegas ida.
Sehingga hanya keyakinanlah yang dapat menembus hal yang bersifat abstrak.
“Sesungguhnya banyak hal yang menyebabkan kita percaya akan adanya Tuhan. Seperti adanya matahari, bulan, bintang, dan mahluk-mahluk hidup lainnya di dunia ini,” jelas ida.
Ajaran agama Hindu menyebutkan bahwa semua itu adalah Tuhan, yang menjadikan dan akhirnya kembali kepada Tuhan.
Dengan berlandaskan keyakinan itu, manusia menjadi tenang.
Berdasarkan ketenangan inilah, manusia memiliki ketetapan hati dalam menghadapi sesuatu.
“Dengan memeluk suatu agama, seseorang memiliki pegangan hidup sebagai pedoman hidupnya,” imbuh beliau.
Pegangan itu adalah Tuhan. Tempat memasrahkan diri, dan kembali kepada-Nya. Inilah dasar keyakinan sebagai umat Hindu pula. (*)