Ada Pancoran Dedari, Begini Sensasi Wisata Spiritual di Taman Sari Waterfall Natural Pool Gianyar
Destinasi di Jalan Ngenjung Sari, Desa Bakbakan, Gianyar ini, belakangan memang digandrungi pelancong.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Di sana juga pengunjung boleh malukat, dengan menghaturkan minimal canang sari atau peras pejati.
Ada pula pancoran tirta dedari (bidadari) di dekat air terjun bagian atas.
“Biasanya Purnama atau Tilem ramai yang malukat ke sini,” sebutnya.
Berdasarkan kisah para tetua di sana, konon zaman dahulu kala ada bidadari dari kahyangan yang turun dan mandi ke Taman Sari Waterfall. Sejak saat itulah disebut pancoran dedari.
“Kemudian ada cerita lagi yang saya dengar, bahwa di bagian air terjun yang atas, ada anak lingsir berbusana putih. Lalu di bawah di bagian kolam ada anak lingsir berbusana hitam. Ini cerita dari zaman dahulu,” katanya.
Kedua anak lingsir ini, konon adalah penjaga dari areal Taman Sari Waterfall sejak dahulu kala.
Ternyata ada banyak kisah dari pengunjung, satu diantaranya adalah dari Denpasar.
Pengunjung dari ibu kota Provinsi ini, sengaja datang untuk malukat di area pancoran dedari.
Awalnya ia sakit kaki, namun entah mengapa begitu berendam dan malukat di sana sakitnya membaik.
Ia menjelaskan, bagi yang ingin malukat bisa datang dengan kain dan banten baik canang sari maupun pejati.
Bisa dihaturkan sendiri-sendiri di area malukat. Serta tidak dalam kondisi cuntaka atau kotor.
Untuk area malukat, airnya bisa langsung diminum karena merupakan air klebutan dari bawah pohon.
Sedangkan di area air terjun dan kolam alami airnya tidak boleh diminum, karena merupakan air sungai. (*)