Serba serbi

Bagi Umat Hindu Bali, Otonan Lebih Penting daripada Ulang Tahun, Apa Sebabnya?

Jika banyak orang merayakan ulang tahun, untuk memperingati hari kelahirannya. Umat Hindu di Bali, memiliki hari penting, yakni otonan

Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Ilustrasi otonan - Bagi Umat Hindu Bali, Otonan Lebih Penting daripada Ulang Tahun, Apa Sebabnya? 

Ida Pedanda Gede Buruan, menjelaskan ihwal tenung kelahiran.

"Padewasan merupakan hari baik dan buruk dalam melakukan kegiatan. Baik itu kegiatan rutin sehari-hari maupun kegiatan yang bersifat insidental," jelas ida.

Selain itu, padewasan juga merupakan tenung atau ramalan, baik berdasarkan wewaran-nya, uripnya, maupun hal lain yang masih berkaitan dengan padewasan.

Hasilnya pun bervariasi unti setiap orang ataupun kelahiran. 

Ida menegaskan, semua kembali ke karma wesana masing-masing orang.

Jika hasilnya baik maka ditingkatkan, jika hasil ramalannya kurang baik, maka harus diperbaiki dan dihindari yang buruk. Sehingga mampu mengendalikan ramalan yang kurang baik. 

Selanjutnya, tenung kelahiran adalah tenung wewaran atau uku. Hanya saja wewarannya disesuaikan pada otonan atau hari kelahiran seseorang. Yang dimulai dari saptawara, pancawara, serta uku atau wuku. Selanjutnya baru wewaran yang lainnya. 

Tenung saptawara, kata beliau, terdiri dari Redite (Minggu), Soma (Senin), Anggara (Selasa), Buda (Rabu), Wraspati (Kamis), Sukra (Jumat), dan Saniscara (Sabtu). Ketika welaka dengan nama Ida Bagus Made Suasta, beliau menjelaskan tentang semua maknanya dalam sebuah buku berjudul 'Wariga Tenung Jodoh Praktis'. 

Selanjutnya berdasarkan pancawara, ada kelahiran Umanis, Paing, Pon, Wage, dan Kliwon. Sedangkan untuk wuku atau uku, mulai dari Sinta sampai Watugunung yang jumlahnya 30 wuku. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved