Jejak Hindu di Candi Prambanan, Ari Dwipayana: Pelestarian dan Ritual Tak Perlu Dikontraskan

Candi Prambanan merupakan mahakarya yang bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia. Hal ini disampaikan oleh AAGN Ari Dwipayana  dalam webinar

Pixabay
Candi Prambanan, Yogyakarta. 

Lebih lanjut, pria asli Puri Kauhan Ubud ini, menekankan bahwa antara kepentingan pelestarian cagar budaya dengan pemanfaatan untuk ibadah dan ritual tidak perlu dikontraskan.

Karena dengan pemanfaatan  candi  untuk kepentingan agama dan ritual maka Candi Prambanan akan diperlakukan dengan penuh respect, penghormatan dan pemuliaan, bukan merusak. 

Karena itu, menurut Ari Dwipayana,  umat Hindu perlu diberi ruang yang lebih leluasa  dalam pemanfaatan Candi Prambanan  untuk kepentingan ibadah dan ritual

Apalagi hal ini dimungkinkan  oleh UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

"Untuk itu, diperlukan pengaturan, tata kelola, dan edukasi agar kepentingan agama dan pelestarian cagar budaya bisa terjaga," tegasnya.

Ari Dwipayana juga mengingatkan bahwa Candi Prambanan bisa menjadi sumber edukasi pembangunan karakter bangsa.

Kedatangan pengunjung ke candi seharusnya  bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, mengenai nilai-nilai keutamaan bangsa.

Bahkan Ari mengusulkan materi pembelajaran tentang Candi di sekolah-sekolah harusnya lebih menekan soal nilai-nilai yang bisa diambil inspirasinya dari
candi. 

Bukan sekadar hanya memperlihatkan bahwa candi itu sebagai situs sejarah saja.

Selain itu untuk bisa diterima generasi muda, maka pengenalan tentang nilai-nilai utama dari candi seharusnya dilakukan dengan cara kekinian yang menarik perhatian kalangan millenial.

Ari Dwipayana juga menyampaikan bahwa Candi Prambanan  bisa bermanfaat  sebagai sumber kesejahteraan ekonomi  bangsa dan masyarakat.

Hal ini bisa dilakukan melalui pengembangan quality tourism yang lebih apresiasi pada budaya,  sejarah (heritage) dan juga lingkungan. 

Apalagi dengan mendapatkan momentum dari tren baru dalam dunia pariwisata, di mana dunia menekankan wealness tourism dan quality tourism. 

"Wisatawan kini lebih menekankan  soal kesehatan, kualitas, pengalaman dan pembelajaran  yang diperolehnya dalam perjalanan wisata," sebutnya.

Dengan pengembangan pariwisata heritage maka diharapkan agar memberikan nilai tambah pada masyarakat sekitar terutama membuka lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan.

Webinar ini diselenggarakan atas kerja sama Dosen Hindu Indonesia, Ditjen Bimas Hindu Kemenag, PHDI, Prajaniti, ICHI, WHDI, KMHDI, Peradah Indonesia, PSN, dan Pandu Nusa. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved