Corona di Indonesia

Seperlima Penduduk Indonesia Anggap Covid-19 Hoaks, Pendukung Prabowo Cenderung Tak Percaya Vaksin

dari hasil survei terhadap 1.200 responden di Tanah Air, ternyata hampir 21 persen di menyatakan Covid-19 hoaks.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Vaksin sinovac untuk Covid-19. Banyak warga Indonesia menolak divaksin, dan menyebut Covid-19 hoaks. 

TRIBUN-BALI.COM - Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya terkait vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan hasil survei yang digelar pada awal Februari 2021 itu, ternyata banyak masyarakat Indonesia tak percaya Covid-19.

Kemudian terdapat sejumlah kelompok yang resisten atau cenderung menolak untuk divaksin Covid-19.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, dari hasil survei terhadap 1.200 responden di Tanah Air, ternyata hampir 21 persen di menyatakan Covid-19 atau virus corona mungkin sekadar hoaks.

“Yang mengatakan Covid mungkin sekadar hoaks itu 18,5 persen plus 2,7 persen setuju dengan pernyataan itu. Jadi hampir seperlima penduduk kita menganggap Covid itu hoaks,” kata Burhanuddin.

Hal itu dikatakan saat merilis hasil survei Indikator bertema: ”Siapa Enggan Divaksin? Tantangan dan Problem Vaksinasi Covid-19,” Minggu 21 Februari 2021 di Jakarta.

Burhan mengatakan, karena banyak menganggap Covid-19 adalah hoaks, maka banyak pula yang kemudian merasa tidak takut terpapar Covid-19.

Temuan survei Indikator, hanya 10,8 persen orang yang selalu takut terpapar Covid-19.

Berikutnya sebanyak 33,7 persen sering takut terpapar, 33,7 persen kadang-kadang takut dan 14,9 persen jarang merasa takut.

Sebanyak 6,5 persen responden bahkan tidak pernah takut terhadap Covid-19. Selanjutnya sisa 0,5 persen mengaku tidak tahu.

“Orang yang merasa takut Covid-19 enggak sampai 50 persen, ini masalah berikutnya. Ada temuan, semakin takut orang terpapar, semakin tinggi intensi untuk divaksinasi," kata Burhan.

Selain tidak takut pada Covid-19, banyak pula yang tidak bersedia untuk divaksin.

Setidaknya ada 32,1 persen masyarakat menyatakan kurang bersedia untuk divaksin.

“Selanjutnya akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, karena 8,9 persen masyarakat menyatakan sangat tidak bersedia untuk divaksin Covid-19. 4,2 persen lainnya menjawab tidak tahu atau tidak jawab," kata Burhan.

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro Karena Kasus Covid-19 Menurun Signifikan 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved