Corona di Indonesia
Seperlima Penduduk Indonesia Anggap Covid-19 Hoaks, Pendukung Prabowo Cenderung Tak Percaya Vaksin
dari hasil survei terhadap 1.200 responden di Tanah Air, ternyata hampir 21 persen di menyatakan Covid-19 hoaks.
Burhan menyampaikan alasan terbesar pendukung Prabowo-Sandi menolak vaksin adalah dugaan ada efek samping vaksin yang belum ditemukan.
Sebanyak 52,8 persen pendukung Prabowo-Sandi menyatakan hal itu.
Alasan lainnya adalah menilai vaksin tidak efektif. Ada 28,1 persen responden Prabowo-Sandi yang mengungkap alasan tersebut.
Burhanuddin menyampaikan data ini harus diperhatikan oleh pemerintah.
Dia menyarankan pemerintah menggandeng elite Prabowo-Sandi, termasuk Prabowo sendiri, untuk ikut vaksinasi massal.
Pasalnya, contoh vaksinasi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi hanya memberikan efek penurunan penolakan sebesar 2 persen.
“Efek Presiden Jokowi ada, tapi hanya 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia,” katanya.
“Saran saya kepada pemerintah, yang divaksin yang di-blow up jangan hanya Presiden Jokowi, Mas Ganjar, tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi vaksin ramai-ramai, Mas Anies," tuturnya.
Ekonomi Memburuk
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 1 - 3 Februari 2021.
Survei ini dilakukan persis setelah Presiden Jokowi melaksanakan dua kali vaksinasi.
Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan metode penelitian menggunakan sambungan telepon.
Burhanuddin mengatakan bahwa jumlah tersebut berasal dari 206.983 orang responden yang pernah diwawancara tatap muka oleh IPI dalam 2 tahun terakhir.
Selain itu, seluruh responden berasal dari seluruh wilayah di Indonesia mulai Aceh sampai Papua.
Kajian ini menggunakan random sampling dengan margin error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan hingga 95 persen.