Corona di Indonesia
Seperlima Penduduk Indonesia Anggap Covid-19 Hoaks, Pendukung Prabowo Cenderung Tak Percaya Vaksin
dari hasil survei terhadap 1.200 responden di Tanah Air, ternyata hampir 21 persen di menyatakan Covid-19 hoaks.
Baca Juga: Jokowi Sebut PPKM Mikro Efektif Turunkan Kasus Covid-19, Akui Indonesia Tiru Kebijakan India
Dari kelompok yang menyatakan kurang dan tidak bersedia untuk divaksin, 54,2 persen mengaku tak bersedia karena kemungkinan timbulnya efek samping vaksin.
Lalu 27,0 persen mengaku tak bersedia karena vaksin dinilai tak efektif mencegah Covid-19.
”Ada 23,8 persen masyarakat yang mengaku tak membutuhkan vaksin. Alasannya karena tubuhnya merasa sehat,” katanya.
“Sebanyak 17,3 persen tidak mau membayar vaksin dan 10,4 persen menyatakan vaksin mungkin tidak halal,” imbuh Burhan.
Hanya 15,8 persen masyarakat yang menyatakan sangat bersedia untuk divaksin Covid-19.
Lalu, 39,1 persen lainnya menyatakan cukup bersedia mengikuti program vaksinasi dari pemerintah.
Pada kelompok yang sangat dan cukup bersedia untuk divaksin, sebanyak 54,9 persen di antaranya tidak bersedia jika harus membayar vaksin Covid-19.
Hanya sekira 23,7 persen yang bersedia membayar vaksin dari virus yang berasal dari China itu.
“Secara total sekitar 38,4 persen tidak bersedia diberi vaksin jika harus membayar atau membeli, dan hanya sekitar 13 persen yang bersedia diberi vaksin meski harus membayar atau membeli," ujar Burhanuddin.
Yang menarik, dari kelompok yang tidak bersedia divaksin ini, sebagian besar berasal adalah pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
Angka penolakan di kelompok itu lebih besar dari penolakan di kalangan pendukung Joko Widodo-Maruf Amin.
Ada 48,1 persen pendukung Prabowo-Sandi yang tidak bersedia divaksin.
Sementara kalangan pendukung Jokowi-Ma'ruf, tercatat ada 36,1 persen yang menolak vaksin.
“Ternyata pendukung Pak Prabowo-Sandi di 2019 itu cenderung tidak percaya vaksin, efektivitas vaksin, ketimbang pendukung Pak Jokowi," kata Burhan.