Berita Badung
Petugas Damkar Badung Meninggal Tabrak Truk, Sempat Ungkap Ingin Jalan-jalan ke Tempat yang Tenang
Petugas Damkar Badung Meninggal Tabrak Truk, Sempat Ungkap Ingin Jalan-jalan ke Tempat yang Tenang
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Keluarga Damkar Badung merasa kehilangan atas berpulangnya Arya Agung Dhananjaya.
Arya Agung meninggal setelah menabrak truk di Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali, Senin 22 Februari pukul 08.00 Wita.
Kejadiaan nahas itu terjadi saat Arya Agung berangkat menuju tempat kerja di Pos Damkar Lurah Benoa, Kuta Selatan, Badung.
“Anggota saya ini adalah staf yang rajin. Dia kecelakaan ketika hendak bertugas di wilayah Badung selatan,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung, I Wayan Wirya, Senin 22 Februari 2021.

Secara pribadi, ia mengenal sosok almarhum merupakan sosok sederhana yang disiplin dan sigap menerima tugas.
“Almarhum sosok yang sederhana dan polos. Tidak pernah mengeluh dan sigap saat diberikan tugas. Baik dan disiplin orangnya,” kata Wirya.
Agung Dhananjaya bekerja di Damkar Badung sejak tahun 2014 silam.
Ia ditugaskan di Badung selatan yang mewilayahi 4 pos yakni Pos Kunti, Pos Majapahit, Pos Benoa, dan Pos BPG (Bali Pecatu Graha).
“Saat kejadian, Agung Dhananjaya hendak menuju Pos Damkar Benoa,” katanya.
“Saya sudah melayat tadi, berharap agar keluarga tabah menghadapi dan mengikhlaskan kepergian Gung Dhananjaya supaya beliau mendapatkan tempat yang baik di sisi Tuhan sesuai dengan amal baktinya,” ujarnya.
Rumah Duka
Saat ini jenazah Arya Agung disemayamkan di rumah duka di Jalan Puspa Loka I/1, Kelurahan Abianbase, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali.
Suasana duka pun menyelimuti rumah duka. Tampak sejumlah kerabat maupun saudaranya datang untuk melihat jenazah almarhum.
Keluarga tidak menyangka kepergian Arya Agung Dhananjaya sangat cepat, sehingga membuat keluarganya sangat terpukul.
I Gusti Ngurah Putu Parta, yang merupakan paman almarhum, tampak paling terpukul dengan kepergian Arya Agung.
Selama ini Arya Agung sudah dianggapnya anak angkat. Pasalnya orangtua almarhum sudah bercerai.
Arya Agung diketahui ikut bersama ibunya, yang tinggal di Kabupaten Tabanan.
Namun selama ini almarhum tinggal bersama Gusti Parta di Abianbase.
Baca juga: Malam Sebelum Meninggal Tabrak Truk, Arya Agung Minta Ditemani Makan dan Bilang Ingin Jalan-jalan
“Ibunya Agung kakak tiang (saya), dan tiang (saya) juga mengajak dia di sini,” ucapnya.
Karena itu dirinya mengaku sangat syok, lantaran Agung sudah dianggap anaknya sendiri.
Bahkan sejak kecil almarhum selalu merawatnya dengan baik, sampai mendapat pekerjaan sekarang ini.
“Sebelum berangkat kerja, saya juga sempat ngopi paginya. Setelah itu jam 7 pagi kita sudah berangkat ke tempat kerja masing-masing,” tutur Gusti Parta saat ditemui di rumah duka di Abianbase, kemarin.
Ingin Jalan-jalan ke Tempat yang Tenang
Gusti Parta mengaku sama sekali tidak merasakan firasat untuk berpulangnya keponakannya tersebut.
Hanya saja pada Minggu 21 Februari 2021 malam, atau sehari sebelum kejadian, almarhum mendadak minta makan dan minta ditemani makan.
“Kemarin malam saja almarhum minta makan, biasanya tidak pernah ngomong kalau minta makan,” katanya.
Nah setelah makan, almarhum bilang ingin jalan-jalan bersama keluarga ke tempat yang tenang.
Seolah ajakan ini menjadi pertanda akan kepergian almarhum, yang meninggal kecelakaan lalulintas.
Baca juga: TERKINI: Pengendara Motor yang Tewas Tabrak Truk di Jimbaran Ternyata Seorang Petugas Damkar Badung
“Kemarin almarhum sempat ingin mengajak keluarga jalan-jalan ke tempat yang tenang,” ujarnya Gusti Parta.
“Padahal, belum lama ini saya sudah mengajak almarhum jalan-jalan (adventure). Tapi mendadak kembali menyebutkan jalan-jalan,” lanjutnya.
Ditambahkan Gusti Parta, sang keponakan ingin jalan-jalan ke tempat tenang. Almarhum tak merinci yang dimaksud tempat tenang tersebut.
“Kalau Agus punya bekel, Agus pengen sama adik-adik, antar ya jalan-jalan, nanti kita jalan-jalan ke tempat yang tenang,” ucap Gusti Parta menirukan kata-kata ponakannya tersebut.
Disinggung informasi tentang meninggalnya almarhum, pihaknya mengetahui almarhum sudah dirawat di rumah sakit.
Mendengar ponakannya kecelakaan dirinya langsung meluncur ke rumah sakit.
Namun sampai di rumah sakit dirinya melihat kondisi ponakannya sudah tidak terselamatkan.
“Kalau tidak salah sekitar pukul 08.00 Wita itu kejadiannya, mungkin tidak ada yang berani mengambil almarhum saat kecelakaan, karena darahnya sudah banyak keluar. Setelah datang aparat kepolisian baru diajak ke rumah sakit,” bebernya.
Baca juga: Jenazah Staf Damkar Badung yang Tewas Kecelakaan Akan Dikremasi di Desa Pangkung Tibah Tabanan
Pihaknya pun mengakui jika pihak rumah sakit mengatakan almarhum meninggal sekitar pukul 09.00 Wita.
Hanya saja dirinya tidak mengetahui apa penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.
“Untuk kecelakaan kita tidak tahu, pihak polisi pun belum tahu kayaknya. Kalau dibilang ngantuk, mungkin tidak, karena tadi malam almarhum lebih awal tidur karena dinas pagi,” jelasnya.
Ia pun berdoa agar almarhum diberikan jalan yang terbaik dan mendapat tempat terbaik di alam sana.
“Kami tetap memberikan jalan terbaik. Termasuk prosesi upacara yang saya lakukan juga memilih hari baik agar almarhum baik juga di sana,” lirihnya. (*)