Kesehatan

Kenali Katarak Kongenital Yang Biasanya Serang Bayi Baru Lahir

Pada katarak kongenital terjadi kekeruhan di situ. Selama ini masyarakat lebih tahu bahwa katarak hanya terjadi pada orang tua atau lansia.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Luh Putu Wahyuni Sari
dr. Angel Tallo saat ditemui di Rumah Sakit Mata Bali Mandara, Rabu (24 Februari 2021). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Katarak pada umumnya menyerang orang tua atau lanjut usia (lansia).

Ternyata, katarak juga bisa terjadi pada bayi atau yang disebut dengan katarak kongenital.

Katarak kongenital merupakan kondisi kekeruhan pada lensa mata bayi yang baru lahir.

“Lensa merupakan salah satu bagian dari bola mata. Pada katarak kongenital terjadi kekeruhan di situ. Selama ini masyarakat lebih tahu bahwa katarak hanya terjadi pada orang tua atau lansia. Tapi di sini saya mau tekankan bahwa katarak bisa terjadi pada semua umur. Jadi dari bayi sampai orang tua bisa terjadi katarak tergantung penyebabnya,” ucap, dr. Angel Tallo saat ditemui di Rumah Sakit Mata Bali Mandara, Rabu (24 Februari 2021).

Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi pada bayi baru lahir atau muncul pada saat tahun pertama kehidupan bayi.

Baca juga: Penyakit Katarak Dapat Menyerang Semua Usia, Ini Beberapa Faktor Risiko Katarak

Baca juga: RS Mata Bali Mandara Lakukan Skrining, Skrining dan Operasi Katarak Tidak Dikenakan Biaya

Baca juga: Dari 500 Pasien, Sido Muncul Akhirnya Operasi 153 Penderita Katarak di Denpasar

Penyebabnya bisa bermacam-macam.

Namun, Angel menyebutkan, paling banyak dikarenakan infeksi dari dalam janinya. 

“Misalnya infeksi dari sang ibu pada saat mengandung. Infeksi berbagai virus seperti herpes, rubella, dan sebagainya. Bisa juga karena kelahiran prematur atau misalnya ada riwayat keluarga dengan katarak,” tambahnya.

Pencegahannya tergantung faktor risiko.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegahnya yakni deteksi dini. 

“Misalnya sebagian besar karena infeksi, jadi jangan sampai infeksi di saat kehamilan. Atau dengan deteksi dini saat kehamilan dengan dilakukan USG. Selain itu setelah melahirkan bisa dilakukan deteksi dini dengan pemeriksaan lengkap termasuk pada mata bayi,” terangnya.

Pada kasus katarak, tidak ada obat yang bisa menyembuhkan kecuali dengan langkah operasi.

Tak beda halnya dengan katarak pada dewasa atau orang tua. 

“Operasinya diambil lensa yang keruh kemudian diganti dengan lensa buatan,” ungkapnya. 

Prognosisnya (prediksi mengenai perkembangan penyakit), tergantung kondisi mata pasien.

Untuk katarak kongenital, semakin cepat dilakukan tindakan maka semakin baik prognosisnya. 

“Waktu terbaik dilakukan operasi segera setelah diketahui bayi menderita katarak. Jadi langsung diambil tindakan. Kalau misalnya lebih lama atau terlambat, itu prognosisnya lebih jelek. Bahkan bisa menyebabkan kebutaan,” tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved