Corona di Bali

Sekolah Tatap Muka Dibuka Juli 2021, Guru di Bali Akan Divaksin Covid-19 Maret Mendatang

tenaga pengajar khususnya di Provinsi Bali akan divaksin Covid-19 pada Bulan Maret hingga April.

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Siswa kelas VI SDN 3 Banjar Jawa saat mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka di sekolah, Kamis 4 Februari 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Menanggapi keputusan Kemendikbud terkait pembelajaran tatap muka akan berlangsung pada bulan Juli, tenaga pengajar khususnya di Provinsi Bali akan divaksin Covid-19 pada Bulan Maret hingga April.

Hal tersebut disampaikan melalui chat media sosial WhatsApp oleh, Kadiskes Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya pada, Sabtu (27 Februari 2021). 

"Di lakukan vaksinasi Maret-April ini," ungkapnya singkat. 

Lalu ketika ditanyai bagaimana penerapan prokes di sekolah nantinya setelah pembelajaran dibuka dan apakah siswa akan dilakukan vaksin juga, Suarjaya mengatakan intinya prokes yang diterapkan masih berupa 3M (menggunakan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) yang ketat. 

"Intinya penerapan 3M yg ketat. Semua pengajar akan di vaksin," lanjutnya

Baca juga: Vaksinasi Bagi Guru Selesai Bulan Juni, Presiden Harapkan Juli Mulai Sekolah Tatap Muka

Baca juga: Nadiem Makarim Targetkan Sekolah Dibuka Juli 2021 Setelah Vaksinasi Guru Selesai

Baca juga: Ribuan Siswa di Klungkung Tak Diberikan Izin Sekolah Tatap Muka

Sementara untuk saat ini, vaksinasi juga telah menyasar pekerja pariwisata yang kegiatannya dimulai pada hari ini.

Dan vaksinasi masal terhadap pekerja pariwisata bertempat di BNDCC Nusa Dua serta akan berlangsung hingga 7 hari. 

"Sasaran semua pekerja pariwisata sdh dimulai sampai akhir April. Dan seluruh pekerja pariwisata yang ada di Bali akan divaksin. Hari ini ada vaksinasi massal di BNDCC Nusadua utk pekerja pariwisata selama 7 hari," tutupnya (*) 

Sebelumnya Tribun Bali beritakan, Hingga saat ini siswa sekolah masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) demi menghindari kerumunan yang menyebabkan penyebaran virus Covid-19. 

Mendikbud Nadiem Makarim kini menargetkan proses vaksin 5 juta guru dan tenaga kependidikan bisa diselesaikan pada akhir Juni 2021.

Menurut Nadiem, bila hal tersebut tercapai maka proses belajar tatap muka di sekolah bisa terlaksana di Juli 2021.

"Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni. Sehingga di Juli, Insya Allah sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah," ungkap Nadiem di Jakarta, Rabu 24 Februari 2021. 

Akan tetapi meskipun nantinya sudah belajar tatap muka, protokol kesehatan tetap harus dilakukan. 

"Kita ini harus bisa melatih kebiasaan baru, proses belajar tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan yang baik," tegas dia.

Dia mengaku, guru dan tenaga kependidikan menjadi prioritas vaksinasi tahap kedua, karena siswa dan siswi sudah terlalu lama tidak belajar tatap muka di sekolah.

"Jadi esensinya itu, sekolah merupakan salah satu sektor yang sampai sekarang belum tatap muka. Dan risiko dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang terlalu lama itu sangat besar," sebut dia.

Karena risiko PJJ itu sangat besar untuk siswa, makanya Kemendikbud mengambil tindakan cepat dan gesit, agar guru dan tenaga kependidikan bisa memperoleh vaksinasi.

Mungkin, lanjut dia, belajar tatap muka di sekolah tidak 100 persen akan dilakukan.

"Tapi akan terjadi bisa dua kali seminggu atau tiga kali seminggu. Tapi dengan sistem protokol kesehatan yang harus dijaga," jelas dia.

Proses pemberian vaksin Proses pemberian vaksin akan diberikan terlebih dahulu bagi guru sekolah dasar (SD), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Sekolah Luar Biasa (SLB).

Setelah itu diberikan kepada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

"Nah setelah itu baru diberikan kepada perguruan tinggi," sebut dia.

Dia menambahkan, proses itu dilakukan karena semakin muda tingkat sekolahnya, maka semakin sulit pula melakukan PJJ.

"Jadi mereka (SD, PAUD, dan SLB) memang yang membutuhkan interaksi fisik dan tatap muka.

Walaupun belajar tatap muka di sekolah harus menggunakan protokol kesehatan dari Kemendikbud dan Kemenkes," terang Mendikbud.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pernah mengatakan, suntik vaksin tahap kedua untuk pekerja publik.

Lalu diberikan juga kepada masyarakat yang berusia di atas 60 tahun.

Pada tahap kedua pemberian vaksin, ada sebanyak 38.513.446 orang yang menjadi sasaran untuk disuntik vaksin.

Dari total itu, ada sebanyak 5.057.582 orang yang akan diberi vaksin.

Mereka itu adalah guru, tenaga kependidikan, dan dosen.

Selain guru, tenaga kependidikan, dan dosen, suntuk vaksin juga untuk pedagang pasar, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat negara, jurnalis, atlet, dan lainnya.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved