Wawancara Tokoh
Musisi Pop Bali Eka Jaya Tetap Berkarya Melalui YouTube di Tengah Pandemi Covid-19
Eka Jaya kembali mencoba peruntungan lewat musik dengan kembali mengcover lagu-lagu lawasnya lalu dipublikasikan melalui channelnya di media sosial Yo
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Apakah diantara Tribunners pernah mendengar lagu pop Bali dengan judul Selem-selem manis?
Atau Semut-semute? Jika pernah mendengar lagu-lagu tersebut pasti sudah tidak asing lagi dengan penyanyi dibalik lagu tersebut.
Ya, penyanyi tersebut bernama Eka Jaya.
Setelah sempat vakum di industri musik, Eka Jaya kembali mencoba peruntungan lewat musik dengan kembali mengcover lagu-lagu lawasnya lalu dipublikasikan melalui channelnya di media sosial YouTube.
Ketika ditemui Tribun Bali, Pria yang berasal dari Klungkung ini menceritakan bagaimana kegiatannya selaku musisi pop Bali ditengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Dukung Musisi Bali Tetap Berkarya, Mekedekan Ajak Clekontong Mas Undang Musisi Pop Bali Eka Jaya
Baca juga: WIKI BALI - Duet Ayu Saraswati dan Eka Jaya Akan Rilis 2 Single Baru Pada Januari 2020
"Saat ini di tengah pandemi Covid-19 para musisi pop khususnya di Bali lebih banyak jalan ditempat. Terlebih di situasi pandemi ini mengharuskan semua orang agar tidak berkumpul. Maka dari itu banyak sekarang musisi-musisi Bali berkarya secara individu dengan membuat channel melalui media sosial YouTube," ungkapnya pada, Minggu (28 Februari 2021).
Sementara ini ia mengatakan masih berkarya melalui media sosial YouTube saja.
Beberapa konten yang sudah dibuatnya seperti meng-cover lagu-lagu lama dengan versi akustik.
Selain untuk kebutuhan konten, mengcover lagu lama ini juga diakuinya dapat untuk mengingatkan kepada seseorang terhadap lagu tersebut.
Diakuinya dalam proses pembuatan klip sendiri memang memerlukan modal sehingga untuk pembuatan video klip terbaru sangat sulit untuk berlanjut dan bersaing.
Terlebih pemikiran setiap orang saat ini lebih mementingkan untuk kebutuhan makan terlebih dahulu.
Dan tentunya jika dibandingkan dengan dahulu kondisi perekonomian masyarakat saat ini sangat jauh berbeda.
"Jika dahulu kita berkarya untuk menghasilkan uang namun sekarang kondisinya terbalik. Kalau sekarang kita akan berkreasi melalui channel tentunya dengan mengeluarkan modal terlebih dahulu. Dan ketika viewers atau yang menonton video tersebut banyak di sanalah baru akan mendapatkan keuntungan," tambah bapak dari tiga anak tersebut.
Ia pun juga sempat vakum bernyanyi mulai dari tahun 2008, dikarenakan lebih memilih karir bekerja di bidang pariwisata hingga sekarang.
Namun dikarenakan dihadapkan dengan situasi pandemi yang jelas membuat kondisi pariwisata khususnya di Bali mengalami kesusahan, membuat ia pun berkarya lagi dengan kembali dari nol.
Baca juga: Astungkara Ada Jalan, Ayu Saraswati dan Eka Jaya Bertemu Setelah 17 Tahun Berpisah
Baca juga: 17 Tahun Pisah, Astungkara Ada Jalan Satukan Kembali Ayu Saraswati dan Eka Jaya
Sudah bernyanyi mulai dari tahun 1999 tentu saja sudah banyak single-single yang dikeluarkannya.
Dan biasanya masyarakat lebih mengidentikkan dirinya dengan lagu Selem-selem Manis.
"Masyarakat sering mengidentikkan saya dengan lagu Selem-selem Manis. Bahkan ketika saya manggung pun masyarakat itu langsung merequest lagu Selem-selem Manis. Selain Selem-selem manis lagu duet saya bersama dengan Ayu Saraswati pun juga sempat booming di tengah masyarakat Bali. Judul lagu tersebut semut-sumute dan astungkara ada jalan. Lagu-lagu tersebut sempat booming dari tahun 2002 hingga 2006," jelasnya.
Walaupun sempat vakum di industri musik dari 2008 hingga 2019 ketika membuat konten dengan mengcover kembali lagu-lagu lamanya, ternyata masih banyak masyarakat yang menyukai singlenya.
Penontonnya pun hampir 2 juta viewers yang membuatnya semakin tertantang dan semangat.
Diakuinya memang pada tahun 2006 banyak industri musik khususnya di Bali yang mulai mengeluh.
Dikenakan biaya produksi dengan penjualan sudah tidak ballance lagi.
"Kalau saja dulu sudah ada tren membuat konten di YouTube mungkin musisi Bali sudah banyak yang pindah ke YouTube. Dan saat ini banyak musisi Bali yang beralih ke YouTube, sehingga tetap membuat karya-karyanya tersalurkan," tutupnya. (*)