Wawancara Tokoh

Profil Ketua DPRD Tabanan, Kerja di Sawah hingga Jualan Es Keliling untuk Biaya Hidup

Tak banyak yang mengetahui kisah perjalanan hidup seorang pria tangkas berkumis tebal yang saat ini duduk di kursi kepemimpinan legislatif Tabanan.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga. 

Seiring waktu berjalan ternyata bakat di politik secara tidak langsung ia pahami karena ayahnya, Ketut Gereh memang sebagai petugas partai. 

Seiring waktu berjalan, saat masih kerja di hotel ia justru ditunjuk untuk menjadi bagian dari anak ranting PDIP Tabanan pada tahun 1990-an. Selanjutnya, ia di ranting, kemudian Ketua PAC Tabanan, dan pengurus di DPC PDIP Tabanan.

"Karir di politik mengikuti orang tua sebenarnya karena dulunya memang ayah saya suka ngurus orang banyak. Jika saya sebenarnya suka gradag grudug saja dan Saya tak pernah mengira akan menjadi petugas partai," ungkapnya.

Awal mula menjadi petugas partai, ia bertekad memperjuangkan kepentingan rakyat minimal di lingkungan rumahnya sendiri.

Gagasan pertama yang dilakukan waktu itu adalah memohon perbaikan jalan kepada jajaran DPRD Tababan saat itu dan disetujui. Kemudian ia kembali memohon dibangunnya jembatan Kerambitan-Tabanan.

Selain itu juga membangkitkan turnamen olahraga bola voli. Itulah sebagian kecil yang saya lakukan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat wilayahnya saat itu. 

"Awalnya saya bangkitkan bola voli ini, karena akses warga cukup sulit saat itu sehingga memperjuangkan jembatan itu kepada para pejabat di Tabanan dan akhirnya disetujui," tuturnya.

Karir I Made Dirga di Politik

Karir politik I Made Dirga dimulai dari anak ranting, ranting, PAC, hingga DPC PDIP Tabanan.

Ia sempat menkadi Ketua Ranting Desa Sudimara pada tahun 1990-an silam.

Saat itu ia masih bekerja di hotel. Karena dianggap terus berkiprah dan dianggap berhasil, Dirga kemudian direkomendasikan menjadi Ketua PAC Kecamatan Tabanan oleh partai.

Saat ia memimpin PAC, ada 5 orang warga wilayahnya yang berhasil duduk di kursi DPRD Tabanan.

"Nah saat jadi Ketua PAC ini ternyata banyak kesibukan karena di satu sisi mengurus partai dan bekerja di hotel. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti bekerja di hotel pada tahun 2005," kenangnya. 

Setelah usai bekerja di hotel, ia kemudian sempat bekerja selama sekitar 4 tahun di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tabanan waktu itu. Selama di PDAM ia juga masih aktif untuk urusan partai di Tabanan.

"Setelah pulang baru bekerja di PDAM Tabanan tahun 2005 lalu," katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved