Berita Gianyar
Beberapa Kepala Desa di Gianyar Tunda Pembangunan Demi Tangani Covid-19
Para kepala desa di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Gianyar memilih untuk menunda pembangunan, menggunakan Dana Desa.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kondisi masyarakat yang memprihatinkan dan pandemi yang belum menunjukkan tanda berakhir, mengakibatkan para kepala desa di sejumlah Kecamatan di Kabupaten Gianyar memilih untuk menunda pembangunan, menggunakan Dana Desa.
Padahal, pembangunan ini telah direncanakan sejak lama.
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Senin 1 Maret 2021, alokasi dana pembangunan dalam Dana Desa sebesar delapan persen untuk pembangunan.
Jumlah berbeda-beda antara satu desa dengan yang lainnya, tergantung luas dan jumlah penduduk.
Baca juga: 27 Desa di Denpasar Bali Terima Dana Desa Rp 40 Miliar, Pemecutan Kaja Terima Bantuan Terbanyak
Baca juga: Sinergitas Aparat TNI - Polri di Bali Kawal Warga Patuhi Prokes Dalam Penyaluran BLT Dana Desa
Baca juga: Pemberian BLT Dana Desa Diperpanjang Sampai Desember
Dana pembangunan tersebut digunakan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
Pembangunan-pembangunan yang ditunda mulai dari sarana desa wisata, seperti yang dilakukan di Desa Belega, Blahbatuh.
Perbekel Belega, Trisnu Jaya mengatakan, hal tersebut dilakukan lantaran pihaknya lebih mementingkan perhatian pada warga desa.
Di samping itu, pembangunan sarana desa wisata di tengah pariwisata yang lesu ini juga terkesan kurang tepat.
"Jika situasi sudah pulih, saat itu pasti kita bangun. Penundaan ini juga atas kesepakatan bersama," ujarnya.
Dari anggaran Desa wisata dialihkan ke pembangunan Gedung Bumdes supaya lebih produktif dalam menunjang perekonomian Desa dan itupun sesuai dengan Musyawarah Desa.
Pihaknya tak menyebutkan jumlah anggaran terkait itu.
Namun ia menegaskan, total dana penanganan Covid-19 di desanya sebesar Rp 75 juta di APBDes Perubahan.
Di tempat lain, Perbekel Kemenuh, Dewa Nyoman Neka, pihaknya juga mengalihkan dana pembangunan untuk penanganan Covid-19.
Yakni pembangunan Warung Desa senilai Rp 60 juta.
Dalam rencananya, Warung Desa ini akan menampung hasil panen dan produk UMKM warga setempat.