Kepausan
Paus Fransiskus Tetap Akan ke Irak di Tengah Peringatan Bahaya dari Para Ahli
Sistem perawatan kesehatan Irak sangat rapuh. Sulit mencegah warga Irak berkerumun untuk melihat Pemimpin Katolik Roma itu saat kedatangannya.
"Pesan yang benar adalah semakin sedikit interaksi dengan sesama manusia, semakin baik," tambahnya.
Dia mempertanyakan soal delegasi Vatikan yang diinokulasi sedangkan Irak tidak. Apalagi Irak disebut hanya akan mengambil risiko untuk pergi ke acara-acara seperti itu karena Paus Frabsiskus ada di sana.
Dalam kata-kata yang ditujukan kepada pejabat Vatikan dan media, dia berkata: “Kalian semua dilindungi dari penyakit parah. Jadi jika Anda terinfeksi, Anda tidak akan mati. Tetapi orang-orang yang datang untuk melihat Anda mungkin terinfeksi dan mungkin mati."
“Apakah bijaksana dalam keadaan seperti itu bagimu untuk muncul begitu saja? Dan karena Anda muncul, orang-orang muncul untuk melihat Anda dan mereka terinfeksi?” dia bertanya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikap diplomatis ketika ditanya tentang kebijaksanaan perjalanan kepausan ke Irak.
Menurut WHO negara-negara harus mengevaluasi risiko suatu peristiwa terhadap situasi infeksi, dan kemudian memutuskan apakah itu harus ditunda.
“Ini semua tentang mengelola risiko itu,” kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19.
“Ini tentang melihat situasi epidemiologi di negara tersebut dan kemudian memastikan bahwa jika peristiwa itu terjadi, maka dapat terjadi seaman mungkin.”
Paus Fransiskus mengatakan dia berniat untuk pergi bahkan jika sebagian besar warga Irak harus menontonnya di televisi untuk menghindari infeksi. Yang penting, katanya pada CathoLic News Service, adalah "mereka akan melihat bahwa Paus ada di negara mereka."
Paus Fransiskus berulangkali menyerukan distribusi vaksin yang adil dan menghormati tindakan kesehatan pemerintah.
Paus Fransiskus selama berbulan-bulan telah menghindari audiensi publik yang bahkan aturan jarak sosial juga diterapkan di Vatikan untuk membatasi kemungkinan penularan.
Kasus Baru Meningkat Signifikan
Dr Michael Head, peneliti senior dalam kesehatan global di Fakultas Kedokteran Universitas Southampton, mengatakan jumlah kasus harian baru di Irak meningkat signifikan saat ini."
Kementerian Kesehatan Irak melaporkan sekitar 4.000 kasus baru sehari, mendekati ketinggian gelombang pertama di bulan September 2020.
Head mengatakan untuk setiap perjalanan ke Irak, harus ada praktik pengendalian infeksi yang berlaku, termasuk pemakaian masker, cuci tangan, jarak sosial dan ventilasi yang baik di ruang dalam ruangan.