Berita Bali

Kodam IX/Udayana Ikuti Rakor Bersama Menkes RI,Pemda Diminta Bangun Sentra-Sentra Vaksinasi Covid-19

Kodam IX/Udayana mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) melalui Video Conference (Vidcon) yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI,

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Dok. Pendam IX/Udayana
Karumkit Tk.II Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Putra Yukti Mardayasa, Sp. An., M.A.R.S., saat mengikuti Rakor dari Ruang Yudha Puskodalopsdam IX/Udayana, Denpasar, Bali, pada Selasa 2 Maret 2021. 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kodam IX/Udayana mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) melalui Video Conference (Vidcon) yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC, CLU.,

Rakor kali ini membahas tentang monitoring pelaksanaan Vaksinasi Covid-19. Para pejabat Kodam IX/Udayana mengikuti Rakor dari Ruang Yudha Puskodalopsdam IX/Udayana, Denpasar, Bali, pada Selasa 2 Maret 2021.

Dalam rapat ini pejabat Kodam IX/Udayana yang mengikuti adalah Karumkit Tk.II Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Putra Yukti Mardayasa, Sp. An., M.A.R.S., didampingi Waasintel Kasdam IX/Udayana, Waaspers Kasdam IX/Udayana, Waaster Kasdam IX/Udayana dan Perwira Staf Kodam IX/Udayana.

Sebagaimana disampaikan Menkes RI, Karumkit Tk.II Udayana Kolonel Ckm dr. I Made Putra menjelaskan bahwa pemerintah mengupayakan vaksinasi tahap sebelumnya agar bisa lebih cepat sehingga dipertengahan Bulan Juni atau akhir Juni 2021 bisa menyelesaikan vaksinasi tahap kedua.

Baca juga: Buka Diklatnis Alih Golongan PNS Kodam IX/Udayana, Pangdam: Era Globalisasi Perubahan Diperlukan

Sementara itu, bagi daerah yang lebih cepat penyuntikannya akan dikirim vaksin lebih banyak, termasuk daerah yang banyak konfirmasi positifnya.

"Tenaga kesehatan yang ada sekarang terus dilatih secara bertahap, jangan dipaksa langsung, diatur laju dan kecepatan penyuntikannya, sesuaikan dengan ketersediaan vaksinnya, tetapi pastikan momentumnya terbangun hingga nanti mulai bulan Mei-Juni dan Juli itu sudah full dalam pelaksanaannya," papar dia melalui keterangan tertulis kepada Tribun Bali.

Selanjutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) diminta membangun sentral-sentral vaksinasi, karena semester kedua kenaikannya diprediksi jauh lebih tinggi.

Kemenkes juga sudah melakukan preliminier riset titer antibodi dalam pembentukannya terhadap orang-orang yang disuntik.

"Yang paling bagus dan optimal dalam pembentukan antibodi tersebut antara 14 sampai 28 hari. Interval vaksinasi yang terbaik menghasilkan antibodi paling tinggi adalah suntik keduanya sesudah 14 hari akan lebih baik 21 hari atau 28 hari itu yang maksimal pembentukan titernya," jelasnya

Masih ada waktu hingga bulan Mei 2021 untuk mempersiapkan sentra vaksinasi yang harus beroperasi tujuh hari dalam seminggu dengan rentang operasional antara 10 atau 12 jam sampai 16 jam sehari.

"Guna menyelesaikan target vaksinasi siapkan tempat dan lokasinya kalau bisa terbuka luas, mudah diakses sehingga orang tahu kalau mau vaksinasi ada sentral-sentral besar yang bisa datang ke tempatnya," ujarnya

Pihaknya menambahkan, dalam pelaksanaan pemberian vaksin agar diprioritaskan kepada Nakes, TNI, Polri dan Lansia.

Karena keterbatasan penyediaan vaksin dan jumlah ketersediaan, maka akan dilakukan prioritas distribusi vaksin dengan mempertimbangkan jumlah kasus, tingkat penularan dan kapasitas penyimpanan vaksin. 

"Diharapkan Pemda Provinsi Kabupaten/Kota agar dapat melakukan pelayanan vaksinasi dengan berbagai metoda yang dapat disesuaikan dengan tetap menjaga aspek keamanan medis, menerapkan Protokol Kesehatan Covid-19 guna mempercepat pelayanan vaksinasi," terang dia.

Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Ke II Gelombang I di Bali, Kodam IX/Udayana Prioritaskan Aparat Teritorial

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved