Nyepi 2021
Pemuda Hindu Morowali Kecewa Tak Bisa Pawai Ogoh-ogoh, PHDI Bali Tegaskan Nyepi 2021 Hanya Sehari
Tak hanya di Bali, pemuda Hindu di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, juga tidak diizinkan menggelar pawai ogoh-ogoh.
Menurut Ketua PHDI Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, larangan arak-arakan ogoh-ogoh dimaksudkan untuk menghindari kerumunan mencegah munculnya klaster baru Covid-19.
Sebagaimana tertera dalam SKB PHDI dan MDA Provinsi Bali, poin keenam, menyebutkan tentang Pengarakan Ogoh-ogoh berkaitan dengan Upacara Tawur Kesanga Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943.
Pengarakan Ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian wajib Hari Suci Nyepi, oleh karena itu pengarakan Ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943 ditiadakan.
"Kalau ada informasi ada izin ogoh-ohoh boleh diarak, itu izin yang keliru, tak perlu diperhatikan, karena dampak kerumunan, jangan sampai ada temuan klaster upacara, jangan ada seperti itu," tegas Prof. Sudiana kepada wartawan di Denpasar, Rabu 3 Maret 2021.
Baca Juga: Pimpin Anev Mingguan, Kapolda Bali Singgung Soal Atensi Nyepi Hingga Senjata Api Personel
Sementara menyikapi isu yang beredar di kalangan masyarakat, ihwal Hari Raya Nyepi dilaksanakan tiga hari, PHDI Bali membantahnya.
Prof Sudiana menegaskan bahwa Nyepi tetap dilaksanakan selama satu hari penuh pada Minggu 14 Maret 2021.
“Berkaitan dengan Nyepi, kami tegaskan dari PHDI dan MDA Provinsi Bali, Nyepi atas isu beredar tidak ada tiga hari. Nyepi tetap satu hari,” katanya.
“Tidak ada dalam lontar Nyepi tiga hari. Kita tidak berani mengubah sastra dan sumber-sumber sastra, serta dresta yang sudah berjalan. Nyepi tetap satu hari, tidak ada tiga hari,” tambahnya.
Adapun keputusan tersebut mengacu Surat Edaran Bersama (SKB) Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Nomor 009/PHDI-Bali/2021 – Nomor 002/MDA-Prov Bali/2021 tentang pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1943 di Bali.
SKB tersebut ditandatangani pada Selasa 19 Januari 2021 secara resmi oleh Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua PHDI Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., dan Bandesa Agung MDA Provinsi Bali Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet.
“Nah kalau ada yang menginformasikan kalau Nyepi tiga hari, itu informasi yang keliru lah. Itu juga jangan dibesar-besarkan, karena sudah jelas dalam Surat Edaran Bersama, PHDI dan MDA Provinsi Bali, Nyepi itu hanya sehari," jelasnya.
Rangkaian upacara ritual Nyepi umumnya dilakukan beberapa tahapan sudah diatur seperti; Melasti, Tawur Kesanga, Nyepi atau Sipeng, dan Ngembak Geni.
Sedangkan, Catur Brata Penyepian dilakukan individu saat Hari Suci Nyepi meliputi,
Amati Geni: tidak menghidupkan atau menggunakan api,