Sponsored Content

Akan Menjadi Cikal Bakal Medical Tourism, RS Kasih Ibu Denpasar Buka Post Covid-19 Recovery Program

Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar di unit Bali Physio and Sports Injury (BPSI) membuka pelayanan Post Covid-19 Recovery Pertama di Bali

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
dr. I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa,AIFO-K dan Dr.dr. I Putu Ardiartha Griadhi,M.Fis,AIFO ketika diwawancarai oleh Tribun Bali di Bali Physio and Sports Injury (BPSI) RS Kasih Ibu Denpasar pada, Sabtu 6 Maret 2021. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar di unit Bali Physio and Sports Injury (BPSI) membuka pelayanan Post Covid-19 Recovery Pertama di Bali untuk bantu sembuhkan penyintas Covid-19.

Ketika ditemui, dr. I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa,AIFO-K selaku dokter di BPSI menjelaskan Post Covid-19 recovery merupakan program yang berangkat dari sebuah kebutuhan di mana 30% dari pasien covid biasanya mengalami post Covid-19 syndrome.

"Post Covid-19 syndrome merupakan dampak atau sisa-sisa gejala selama penyintas Covid-19 menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Contohnya ketika berjalan masih merasakan sesak, dan ketika berbicara rasanya seperti ngos-ngosan, mengalami penurunan berat badan kemudian mengalami insomnia atau gangguan tidur.

Baca juga: Kasih Ibu Hospital Hadirkan Program Physiotherapy Post Covid-19

Kemudian juga terdapat fobia seperti pergi ke mana saja mengalami ketakutan dan adanya penyesalan terlebih penyakit covid nya membuat salah satu keluarganya meninggal," ungkapnya pada, Sabtu 6 Maret 2021.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Post Covid-19 yang dibentuk ini merupakan layanan yang terintegrasi antara kedokteran konvensional dengan metode terapi komplementer berbasis bukti.

Hingga secara fisik dan psikisnya juga akan ditangani.

Beberapa dokter pun juga ikut terlibat dalam Post Covid-19 ini seperti dokter paru, sport terapis, dan hipnoterapis.

"Post Covid-19 ini menyasar penderita Covid-19 yang sudah selesai karantina atau isolasi dan sudah sembuh namun masih memiliki sisa-sisa gejala Covid-19.

Program ini sudah berjalan sejak awal Maret lalu dan sudah menangani sebanyak 5 pasien penyintas covid 19.

Dan setelah mengobati penyintas Covid-19 dengan beberapa metode yang sudah diberikan, beberapa pasien menunjukkan respons yang bagus," tambahnya.

Salah satu contohnya pada pasien yang berasal dari Jakarta.

Sebelumnya ia dirawat di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Bali selama dua bulan.

Dirawat selama dua bulan membuat kondisinya tidak bisa lepas dari alat oksigen dan masih sangat bergantung pada alat oksigen.

Baca juga: Kasih Ibu Hospital Rayakan HUT ke-33 di Tengah Pandemi, Syukuran dan Lomba Dilaksanakan Virtual

Begitu dirawat bersama di Post Covid-19 Rumah Sakit Kasih Ibu dengan dokter spesialis paru, lima hari kemudian pasien tersebut sudah bisa melepaskan alat oksigennya dan sudah kembali ke daerah asalnya yaitu, Jakarta.

"Ketika seseorang terkena Covid-19 dan melakukan isolasi tentu hanya bisa diam saja tanpa melakukan kegiatan jadi nantinya akan diberikan metode pengobatan berupa terapi dan olahraga serta diberikan penanganan secara psikologinya.

Rencananya nantinya Post Covid-19 recovery program ini akan diusung dalam seminar nasional medical tourism yang akan diadakan oleh Fakultas Kedokteran Udayana," imbuhnya.

Harapan kedepannya dengan adanya Post Covid-19 ini pihaknya melalui BPSI dapat berkontribusi nyata terhadap peningkatan kesehatan pada penyintas Covid-19.

Dan akan menjadikan Post Covid-19 Recovery Program ini menjadi salah satu cikal bakal medical tourism yang ada di Bali.

"Karena salah satu metode yang dipergunakan terinspirasi dari Tari Topeng Sidhakarya. Maka dari itu kami mengembangkan metode tersebut dengan nama Sidhakarya Stage Conditioning. Dimana medan energi tubuh yang kacau diharmoniskan kembali sebagaimana filosofi Sekarura dalam Tari Wali Sidhakarya," terangnya.

Sementara, Dr. dr. I Putu Ardiatha Griadhi,M.Fis, AIFO yang juga selaku dokter di BSPI dibagian Post Covid-19 menjelaskan bagaimana alur pengobatan yang akan diikuti oleh penyintas Covid-19.

"Jadi telah disepakati problem dari penyintas Covid-19 itu selain pada fisik dan medis juga memiliki suatu gejala-gejala secara psikologis atau mental sehingga kita bantu pasien yang sudah sembuh tersebut agar lebih prima lagi," jelas, dr. Putu.

Jadi alurnya, akan dilakukan evaluasi atau pemeriksaan dasar fisik umum kemudian ada pemeriksaan fungsi organ baik itu dengan laboratorium atau pemeriksaan fungsional lain, kemudian setelah diketahui keluhannya dan gejalanya baru akan diberikan beberapa metode-metode pengobatan.

"Metode pengobatannya terdiri dari pshycal activity, mental health, nutrisi dan pengkondisian lingkungan sosial, khususnya keluarga.

Baca juga: Perluas Cakupan Layanan Kesehatan bagi Masyarakat, RSU Kasih Ibu Bekerja Sama dengan BP Jamsostek

Jadi pada umumnya terdapat tiga kelompok metode pengobatan. Kemudian setelah mendapatkan assigment dan kemudian pasien akan memiliki kunjungan regular ke BPSI untuk terapi dan evaluasi dan kemudian ketika di rumah pasien juga dianjurkan melakukan aktivitas fisik seperti yang telah diberikan pada metode pengobatan.

Dan nantinya setelah enam Minggu akan dilakukan evaluasi kembali terkait peningkatan dari program yang telah diberikan," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved