Berita Bali

Bersihkan 'Sampah' di Dunia Maya, AMSI Bali Bakal Bentuk Tim Cek Fakta

Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali bakal membentuk tim cek fakta.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Konferensi Wilayah II di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfo) Provinsi Bali, Minggu 7 Maret 2021 - Bersihkan 'Sampah' di Dunia Maya, AMSI Bali Bakal Bentuk Tim Cek Fakta 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali bakal membentuk tim cek fakta.

Tim ini dibentuk guna membersikan informasi palsu alias hoaks yang beredar di dunia maya.

Upaya ini dilakukan sebagai salah satu bentuk komitmen AMSI Bali guna membangun iklim pers yang baik.

"Target kita ke depan ini adalah bagaimana membentuk tim cek fakta. Ini tugas besar kita di AMSI Bali membentuk tim cek fakta yang kemudian ditindaklanjuti oleh anggota AMSI dengan membentuk rubrik cek fakta," kata Ketua AMSI Bali periode 2018-2021, I Nengah Muliarta saat Konferensi Wilayah II di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominfo) Provinsi Bali, Minggu 7 Maret 2021.

Baca juga: Dinkes dan Diskominfos Provinsi Bali Adakan Vaksinasi Covid-19 Massal untuk Wartawan

Baca juga: Informasi di Dunia Digital Dikuasai Sampah, Lama Kelamaan Sampah Jadi Kebenaran

Baca juga: Sosok Kartika Sari Dewi, Putri Bung Karno Yang Pernah Jadi Wartawan Dan Dinikahi Bankir Sukses

Melalui tim cek fakta ini nantinya ada tugas tambahan bagi media yang tergabung di AMSI Bali untuk memberikan informasi fakta atau yang benar.

Upaya ini juga sebagai upaya AMSI Bali untuk mengedukasi masyarakat.

"Dan ini juga menjadi bagian dari literasi media yang kita lakukan. Selain secara bertemu langsung dengan sosialisasi, tapi dengan cek fakta kita bentuk semacam tanggungjawab sosial kita kepada masyarakat," jelas Muliarta.

Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut meminta agar AMSI Bali dirigen dalam mengelola informasi serta mengelola ekosistemnya sehat, terutama dalam pencegahan terhadap hoaks dan hate speech.

Sebab salah satu masalah di dunia digital saat ini yakni keberadaan 'sampah' yang sudah terlalu banyak.

"Kalau sampahnya terlalu banyak, sedangkan tukang sapunya sedikit, lama-lama sampah itu bisa didaur ulang. Lama-lama sampah itu menjadi komoditi. Bayangkan kalau sampah yang didaur ulang laku dijual, celaka bangsa ini," kata dia saat hadir dalam Konferesi Wilayah II AMSI Bali melalui virtual.

Karena itu, menurut Wenseslaus, anggota AMSI mempunya kewajiban untuk menyampi berbagai sampah yang ada di dunia maya tersebut.

Pihaknya mendorong agar setiap anggota AMSI menghadirkan fitur cek fakta dalam perusahaan.

Sementara itu, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfos Provinsi Bali, Ida Bagus Ketur Agung Ludra berharap, anggota AMSI Bali memiliki komitmen untuk lebih peka dan responsif menjawab tantangan yang ada.

Upaya tersebut utamanya dilakukan melalui tindakan yang cepat, tepat dan akurat dalam membantu masyarakat dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali berkaitan dengan informasi pembangunan, bencana alam, masalah sosial lainnya hingga pencegahan hoaks.

Hal itu, menurut Ludra, bisa dilakukan tanpa meninggalkan kode etik jurnalistik maupun fungsi media yang sesungguhnya yakni informatif, edukasi dan hiburan.

"Sehingga AMSI Bali menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mencerdaskan masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk menjadi acuan program kerja AMSI Bali ke depan," jelasnya.(*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved