Berita Bangli

Hasil Pertanian Labu Siam di Desa Siakin Bangli Diserang Lalat Buah

Serangan lalat buah di wilayah Desa Siakin, Kintamani, Bangli, Bali membuat petani di wilayah sekitar merasa cemas.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
buah labu siam milik Nyoman Sumantra yang busuk akibat lalat buah. Rabu (9/3/2021) 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Serangan lalat buah di wilayah Desa Siakin, Kintamani, Bangli, Bali membuat petani di wilayah sekitar merasa cemas.

Selain lalat, para petani juga dikhawatirkan dengan serangan jamur pada batang tanaman,  yang menyebabkan tanaman mati.

Menurut petani di wilayah sekitar, I Nyoman Sumantra, lalat buah biasanya menyerang tanaman jeruk.

Namun belakangan, hewan tersebut juga menyerang tanaman labu siam.

Baca juga: 25 Sulinggih di Bangli Disuntik Vaksin Covid-19, Besok Vaksinasi Sasar Pemuka Agama Islam & Kristen

Kondisi ini tak pelak membuat para petani cemas. Sebab buah yang telah diserang, lama-kelamaan akan membusuk.

"Hewan ini menyerang buah yang masih muda," ungkapnya.

Sumantra mengatakan, curah hujan yang tinggi merupakan saat bagi lalat buah untuk berkembang biak.

Mantan Kadisdukcapil Bangli itupun telah berupaya memberikan petrogenol.

Namun upaya tersebut diakui nihil.

 "Kemungkinan karena populasinya terlalu banyak, sehingga upaya yang kami lakukan terkesan tidak membuahkan hasil," keluhnya.

Tindak lanjut dari serangan lalat buah ini, Sumantra berharap Dinas Pertanian melalui penyuluh lapangan agar membentuk grup diskusi agar tanggap segera dengan masalah-masalah petani.

 "Lebih bagus jika dinas memiliki tim ahli misalnya dari Unud, agar bisa konsultasi setiap ada masalah pertanian.

Dengan demikian,para petani bisa dengan singkat terjawab segala persoalan-persoalannya, serta terhindar dari ketakutan dan kecemasan khususnya bagi para petani kecil," ucapnya.

Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Siakin, I Gede Desi mengungkapkan sebagian besar petani labu siam di Desa Siakin mengalami musibah ini.

Baca juga: Sejumlah Prosesi Jelang Nyepi Dibatasi, Ketua PHDI Bangli Sebut Tanpa Ogoh-ogoh Tak Kurangi Makna

Hanya saja, intensitas serangan yang dialami masing-masing petani berbeda.

 "Serangan ini memang rutin terjadi setiap tahun saat musim penghujan. Selain lalat buah, tanaman labu siam juga diserang sejenis jamur pada batangnya. Sehingga menyebabkan tanaman mati," ujarnya.

Akibat serangan lalat buah, kalangan petani mengalami kerugian cukup besar.

 Sebab harga labu siam di pasaran saat ini mencapai Rp 125 ribu per 200 biji. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved