Berita Bali
FIX, Bali Baru Dibuka untuk Wisatawan Asing Tahun Depan April 2022, Menkes: Itu Waktu Paling Tepat
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membenarkan pihaknya merancang pembukaan Bali untuk wisatawan internasional pada bulan April tahun 2022.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Komang Agus Ruspawan
Sebelumnya pemerintah dalam hal iniu Kementerian Kesehatan telah merancang skema re-opening zona hijau atau green zone Ubud dan Nusa Dua.
Skema ini dibagi dalam tiga tahapan dalam kurun waktu setahun, Maret 2021-Maret 2022.
1. Skema tahap pertama berlangsung Maret sampai Juni 2021.
Pada periode akhir Maret hingga April 2021 akan dilakukan vaksinasi penduduk dan pekerja wisata, koordinasi lintas K/L dan penyiapan aplikasi tracing.
Selanjutnya pada periode Mei sampai Juni 2021 akan dilakukan vaksinasi pekerja wisata tahap II ditambah vaksinasi petugas pintu kedatangan wisatawan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
2. Skema tahap kedua dirancang dari Juli sampai Desember 2021.
Pada periode Juli sampai September 2021 akan dilakukan pengawasan protokol kesehatan (prokes) masyararakat lokal keluar masuk zona hijau.
Selanjutnya bulan Oktober sampai Desember, pengawasan prokes tersebut akan dievaluasi oleh evakuator eksternal untuk persiapan pembukaan wisatawan asing.
3. Kemudian skema tahap ketiga dari Januari sampai Maret 2022.
Dalam skema tahap ketiga ini, jika semua tahapan tadi telah berjalan baik maka pemerintah pusat akan melakukan uji coba membuka Bali untuk kunjungan wisatawan asing. Uji coba ini akan berlangsung dari Januari sampai Maret 2022.
Sementara untuk pembukaan resmi zona hijau Ubud dan Nusa Dua sekaligus pembukaan wisatawan asing akan dilakukan pada April 2022.
Menkes Budi Gunadi menjelaskan, saat ini pihaknya sudah akan memulai tahapan terkait green zone covid-19 tersebut.
"Kita akan segera mulai. Saya sudah menghadap Pak Gubernur. Siap-siap menjadikan Bali turis destination yang paling sehat. Ini butuh waktu," ujarnya.
Budi Gunadi mengatakan, capaian keberhasilan ini nantinya akan diukur dari kesediaan WHO dan Unicef melakukan pertemuan di Bali.
"Idealnya Bali disebut layak dikunjungi setelah WHO dan Unicef mau melakukan pertemuan internasional di Bali," tambahnya.