Berita Bali
FIX, Bali Baru Dibuka untuk Wisatawan Asing Tahun Depan April 2022, Menkes: Itu Waktu Paling Tepat
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membenarkan pihaknya merancang pembukaan Bali untuk wisatawan internasional pada bulan April tahun 2022.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Komang Agus Ruspawan
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pelaku pariwisata di Bali dipastikan harus menunggu setahun lagi untuk pembukaan pariwisata internasional atau wisatawan asing.
Kepastian ini diperoleh setelah Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, membenarkan pihaknya merancang pembukaan Bali untuk wisatawan internasional pada bulan April tahun 2022.
Menurut Menkes Budi Gunadi, April 2022 merupakan waktu paling tepat membuka Bali untuk pariwisata internasional atau wisatawan asing.
“Sebab Kementerian Kesehatan ingin supaya Bali mendapat kepercayaan internasional dalam penanganan Covid-19,” ujarnya saat ditemui di Bebek Tepi Sawah, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, Jumat 12 Maret 2021 siang.
Saat ini Kemenkes baru melakukan melakukan pilot projek untuk Ubud dan dua lokasi lainnya, Nusa Dua di Kabupaten Badung, dan Sanur di Kota Denpasar.
Menunggu setahun lagi tentunya sangat berat bagi pelaku pariwisata di Bali.
Dan hampir dipastikan hal ini juga akan berdampak besar pada perekonomian Bali yang sepenuhnya bergantung pada pariwisata.
Saat ini pun kondisi perekonomian Bali sudah terpuruk setelah setahun diserang pandemi Covid-19.
Baca Juga: Rencana Pariwisata Bali Dibuka 2022 untuk Internasional, Berikut Skemanya
Baca Juga: Khawatir Makin Parah, PHRI Badung Harap Pembukaan Pariwisata Internasional di Bali Sesegera Mungkin
Menkes Budi Gunadi memahami kondisi ini di mana masyararakat Bali sangat mengandalkan kunjungan wisatawan internasional.
Namun demikian, dalam pembukaan ini, pihaknya tidak hanya berbicara 'secepatnya'.
"Saya mengerti. Tapi yang kita inginkan bukan hanya secepat-cepatnya, tetapi juga sebaik-baiknya, sehingga mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional. Bali harus menjadi daerah pariwisata di dunia yang protokol kesehatanya baik," tegasnya.
Karena itu, kata dia, persiapan yang dilakukan untuk membuka pintu internasional harus matang.
“Dan harus melibatkan institusi internasional seperti WHO dan Unicef. Supaya benar-benar diakui secara internasional," ujarnya.
Sebelumnya pemerintah dalam hal iniu Kementerian Kesehatan telah merancang skema re-opening zona hijau atau green zone Ubud dan Nusa Dua.
Skema ini dibagi dalam tiga tahapan dalam kurun waktu setahun, Maret 2021-Maret 2022.
1. Skema tahap pertama berlangsung Maret sampai Juni 2021.
Pada periode akhir Maret hingga April 2021 akan dilakukan vaksinasi penduduk dan pekerja wisata, koordinasi lintas K/L dan penyiapan aplikasi tracing.
Selanjutnya pada periode Mei sampai Juni 2021 akan dilakukan vaksinasi pekerja wisata tahap II ditambah vaksinasi petugas pintu kedatangan wisatawan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
2. Skema tahap kedua dirancang dari Juli sampai Desember 2021.
Pada periode Juli sampai September 2021 akan dilakukan pengawasan protokol kesehatan (prokes) masyararakat lokal keluar masuk zona hijau.
Selanjutnya bulan Oktober sampai Desember, pengawasan prokes tersebut akan dievaluasi oleh evakuator eksternal untuk persiapan pembukaan wisatawan asing.
3. Kemudian skema tahap ketiga dari Januari sampai Maret 2022.
Dalam skema tahap ketiga ini, jika semua tahapan tadi telah berjalan baik maka pemerintah pusat akan melakukan uji coba membuka Bali untuk kunjungan wisatawan asing. Uji coba ini akan berlangsung dari Januari sampai Maret 2022.
Sementara untuk pembukaan resmi zona hijau Ubud dan Nusa Dua sekaligus pembukaan wisatawan asing akan dilakukan pada April 2022.
Menkes Budi Gunadi menjelaskan, saat ini pihaknya sudah akan memulai tahapan terkait green zone covid-19 tersebut.
"Kita akan segera mulai. Saya sudah menghadap Pak Gubernur. Siap-siap menjadikan Bali turis destination yang paling sehat. Ini butuh waktu," ujarnya.
Budi Gunadi mengatakan, capaian keberhasilan ini nantinya akan diukur dari kesediaan WHO dan Unicef melakukan pertemuan di Bali.
"Idealnya Bali disebut layak dikunjungi setelah WHO dan Unicef mau melakukan pertemuan internasional di Bali," tambahnya.
Baca Juga; Jelang Ditetapkan sebagai Kawasan Pariwisata Zona Hijau, DTW Tanah Lot Lakukan Persiapan
Baca Juga: Tiga Wilayah di Bali Jadi Zona Hijau, Vaksinasi Prioritas di Sanur, Ubud, Nusa Dua
Sebelumnya, Ketua PHRI DPD Badung sekaligus Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, menyatakan waktunya terlalu lama jika Bali baru dibuka untuk pariwisata internasional April 2022.
Padahal situasi dan kondisi pariwisata di Bali sangat parah setelah setahun terdampak pandemi Covid-19.
"Situasi dan kondisi di Bali sudah sangat parah, sudah berdarah-darah,” tegas Rai Suryawijaya kepada Tribun-Bali.com, Rabu 10 Maret 2021.
Bahkan, ditambahkan, sekarang tingkat hunian hotel ada yang single digit (di bawah 10 persen).
Income tersebut tidak dapat mengcover biaya operasional hotel, bahkan minus terus.
“Ini sudah berjalan setahun, bayangkan kalau kita tunda sampai tahun depan akan menambah parah sekali dampaknya," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, sudah banyak hotel sudah hampir setahun tidak buka dan kondisinya mulai rusak.
Tentu akan makin terpuruk lagi jika wisatawan asing baru dibuka tahun depan. (*)