Berita Denpasar
Ujian Sekolah SMA/SMK, Siswa di Denpasar Manfaatkan Wifi di Dharmanegara Alaya
Sebanyak 20-an siswa SMA/SMK di Denpasar sedang mengerjakan soal Ujian Sekolah (US) di Gedung Dharmanegara Alaya (DNA) Denpasar
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 20-an siswa SMA/SMK di Denpasar sedang mengerjakan soal Ujian Sekolah (US) di Gedung Dharmanegara Alaya (DNA) Denpasar, Bali.
US ini digelar secara daring.
Hari pertama pelaksanaan US, Rabu 17 Maret 2021, mereka mengerjakan soal Matematika dan Sejarah Indonesia.
Salah seorang siswa, I Kadek Hendra Aditya mengatakan, dirinya memanfaatkan wifi yang ada di DNA.
Baca juga: Suka Duka Gadis Pembelot Korea Utara, Harus Belajar Pakai Ponsel dan ATM
Baca juga: Jual Narkoba demi Biayai Sekolah Dua Adik, Gerak-gerik Fikri Tercium saat Bawa Kardus
Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di Badung Belum Ditentukan, Termasuk Guru Belum Semua Divaksin Covid-19
"Nyari wifi gratis untuk US, selain itu juga bisa ketemu teman-teman," kata siswa SMKN 1 Denpasar ini.
Ia mengatakan dengan ujian secara daring ini lebih fleksibel.
Akan tetapi soal yang diberikan menurutnya lebih sulit.
Apalagi selama ini ia belajar dengan sistem daring dan masih tahap penyesuaian.
"Soal untuk Matematikanya lumayan sulit. Walaupun kemarin sudah diberikan latihan soal oleh guru," katanya.
Ia mengatakan ujian sekolah ini digelar selama 7 hari.
Di mana mata pelajaran yang diujikan berjumlah 14 mata pelajaran.
Sementara itu, Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Wayan Hendaryana mengatakan, selama pandemi Covid-19 memang banyak pelajar yang memanfaatkan wifi di DNA ini.
"Artinya kami di Pemkot siapkan Hub ini untuk mereka berinteraksi. Di sini bisa belajar daring, kerja kelompok dengan menggunakan layanan wifi dari kami," kata Hendar.
Hendar menambahkan, untuk kecepatan akses wifi di DNA yakni 40 Mbps/detik.
Pihaknya juga melakukan kontrol pemanfaatan wifi agar tidak dimanfaatkan untuk hal negatif.
"Pengunjung bisa memanfaatkan DNA dari pukul 07.30 sampai pukul 06.30 Wita," katanya.
Ia menambahkan, per hari rata-rata kunjungan ke DNA saat tak ada event sebanyak 700 orang.
Jika ada event pengunjung akan meningkat hingga dua kali lipat.
Sementara itu, dari bulan Januari hingga awal Maret 2021, tercatat 8 ribu lebih kunjungan ke DNA.
Setahun Nganggur Akibat Pandemi, 600 Siswa Antre untuk Mendapat Layanan Bus Sekolah di Denpasar
Dikarenakan pandemi Covid-19, 14 bus sekolah milik Pemkot Denpasar pun nganggur.
Pasalnya, selama setahun ini tak ada lagi pembelajaran tatap muka di sekolah.
Meskipun bus tersebut menganggur, akan tetapi antrean siswa yang mendaftar untuk mendapat layanan bus ini mencapai 600 siswa.
Kepala UPT Transportasi Darat, Dinas Perhubungan Kota Denpasar, I Dewa Ketut Adi Pradnyana mengatakan, 600 siswa yang melakukan pendaftaran tersebut belum diverifikasi.
“Masih tetap membludak walaupun saat ini masih belum mulai sekolah tatap muka,” kata Dewa Adi, Senin 8 Maret 2021.
Pihaknya mengaku belum melakukan verifikasi dikarenakan belum ada informasi terkait pelaksanaan sekolah tatap muka dari Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar.
Pihaknya menambahkan baru bisa menerima pendaftaran kembali setelah ada kejelasan untuk dilakukan sekolah tatap muka.
Menurutnya, Dinas Perhubungan Kota Denpasar sempat punya rencana untuk melayani outhing saat masa pandemi ini untuk menghilangkan kejenuhan siswa.
Tetapi, kondisi masih belum memungkinkan untuk kegiatan tersebut.
“Ada rencana outhing tetapi kami kembali melakukan kajian jangan sampai ada kluster sekolah. Sehingga kami tunda dulu sebab guru-guru yang mendampingi juga wajib harus sudah di vaksinasi. Kalau belum, kami tidak akan membuka kegiatan apapun termasuk antar jemput siswa,” katanya.
Ia mengatakan, siswa yang sudah terdaftar sebagai pengguna layanan bus sekolah sebanyak 800 orang.
Namun setelah dilakukan verifikasi, sebanyak 200 orang sudah tamat sehingga tersisa 600 siswa.
Dewa Adi menambahkan, 14 bus sekolah yang ada tersebut melayani Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Utara, dan sebagian Kecamatan Denpasar Barat.
Selama masa pandemi ini petugas hanya bisa melakukan perawatan terhadap bus tersebut tanpa digunakan untuk kegiatan apapun.
“Sudah satu tahun hanya pemeliharaan saja, soalnya kan tidak ada sekolah yang buka. Sempat diminta untuk digunakan menjemput orang tanpa gejala (OTG) tetapi kami tidak berikan karena takutnya stigma orang tua karena sempat jemput OTG jadi mereka takut untuk naik bus,” katanya. (*)