Berita Bali
Masa Pandemi Covid-19, Perajin Perak di Bali Diajak Ubah Pola Produksi dan Pemasaran
Setahun ke belakang, perekonomian Bali terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini mengharuskan masyarakat mencari ide atau gagasan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setahun ke belakang, perekonomian Bali terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini mengharuskan masyarakat mencari ide atau gagasan baru demi menyambung kehidupan keluarganya.
Salah satu yang terdampak adalah perajin perak.
Sebelumnya mereka mampu menerima pesanan ratusan unit untuk satu model, namun saat pandemi Covid-19 pesanan turun menjadi puluhan unit, dan bahkan satuan unit perak untuk satu model.
Baca juga: Perajin Arak di Klungkung Bali Tidak Ambil Pusing Dengan Pencabutan Perpres Investasi Miras
Baca juga: Anggota DPRD Tabanan Ini Menyambut Baik Penggunaan Kain Tenun Endek Bali, Support Perajin Lokal
Baca juga: Anggota DPRD Tabanan Ini Menyambut Baik Penggunaan Kain Tenun Endek Bali, Support Perajin Lokal
"Perak merupakan kerajinan tangan yang memiliki kualitas terbaik di mancanegara. Untuk tetap berkarya, perlu rasa optimisme sebagai kekuatan saat ini," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster saat jadi narasumber di salah satu televisi nasional, Kamis 18 Maret 2021.
"Dengan bermodalkan rasa optimisme dan memperkuat keyakinan, maka para perajin IKM/UKM kita akan dapat berkreativitas dan mengembangkan ide-ide baru, dengan cara menata hal baru di masa seperti saat ini, karena saat kita berbicara tentang kerajinan emas dan perak maka terlihat jelas bahwa kerajinan kita memiliki kelebihan karya klasik sebagai warisan leluhur, dan berharap para perajin akan mampu meregenerasi untuk ke depannya," imbuhnya.
Guna meningkatkan ketertarikan generasi muda agar mau meneruskan usaha produksi perak, perlu dilakukan perubahan sistem dan pola pemasaran, yang nantinya akan berimbas pada kesejahteraan perajin.
Baca juga: Perajin Endek di Gianyar Berharap Desainer Fashion Libatkan Perajin Endek
Baca juga: Dari Ribuan Perajin di Bangli, Hanya 30 Perajin yang Telah Mengantongi Sertifikat HAKI
Menurutnya, melestarikan hal ini adalah tugas bersama karena Bali memiliki ciri khas yang unik yang dituangkan pada karya kerajinan, sehingga dapat menentukan produk dan menjaga kestabilan harga.
Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dan koordinasi antara pemerintah dengan perajin UKM/IKM, di mana perajin memiliki kewajiban dalam menata keteraturan produksi dengan mempertahankan desain yang terbatas (limited edition).
Dengan kemauan yang tinggi, maka perajin perak harus mampu mempertahankan karya dan kreativitas dalam menghasilkan karya yang unik dengan peningkatan kualitas, peningkatan mutu dan bahan perak yang murni, maka Ketua Dekranasda Bali yakin UMKM perak dapat mempertahankan sebutan Bali sebagai penghasil perak terbaik di dunia.
Untuk tetap mempertahankan autentik atau identitas sebuah karya perak yang diciptakan, maka seorang perajin harus tetap menciptakan karyanya yang berpatokan dengan cerita atau sejarah leluhur yang menggambarkan karakter Bali dan kental dengan nuansa sakral.
"Jangan berpatokan bisnis semata, lantas kita abaikan tugas kita untuk melestarikannya. Mari kita jauhkan dunia tipu-tipu apabila kerajinan itu terbuat dari perak maka wajib bagi produsen bahkan seller untuk mengatakan perak, dan apabila kerajinan tersebut terbuat dari alpaka maka penjual wajib mengatakan berbahan alpaka, agar tidak merusak pasar dan menyebabkan kita kehilangan konsumen," tegas Putri Koster.
Peran Dekranasda adalah menyampaikan produk produsen kepada konsumen, sehingga dengan adanya Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) diharapkan mampu menjadikan perajin semakin disiplin untuk menjaga hasil karyanya agar tidak ditiru oleh perajin lain dan pihak lain yang ada di luar Bali.
"Dengan pesanan yang banyak atau kuantitas yang banyak, maka generasi muda juga akan tertarik untuk turut melestarikan dan mengembangkan kekayaan leluhur kita, dengan membenahi sistem dan pola yang nantinya akan berpengaruh terhadap kesejahteraan, maka pekerjaan untuk meneruskan pelestarian leluhur akan dicintai oleh generasi muda dan secara tidak langsung mereka juga akan bangga untuk menciptakan karya seni yang lebih inovatif," ujar Putri Koster.
Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pemerintah dengan perajin UKM/IKM harus bergandengan tangan untuk menyiapkan pasar, sarana prasarana, meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sekaligus menguasai teknologi untuk mempromosikan hasil produksinya.