Berita Denpasar

Berkat Nabung Sampah, Warga Desa Sumerta Kelod Bisa Beli Daging Babi Setiap Galungan

Berkat Nabung Sampah, Warga Desa Sumerta Kelod Bisa Beli Daging Babi Setiap Galungan

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Putu Supartika
Bank Sampah Tresna Sari, Desa Sumerta Kelod, Denpasar kini telah memiliki sebanyak 90 orang nasabah. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bank Sampah Tresna Sari, Desa Sumerta Kelod, Denpasar telah berdiri sejak 2 tahun lalu.

Kini bank sampah ini telah memiliki sebanyak 90 orang nasabah.

Bahkan dalam enam bulan, nasabah bisa memperoleh Rp 1 juta lebih dari sampah.

Perbekel Desa Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana menyebutkan nasabah bisa melakukan penarikan tabungan sampah ini setiap enam bulan sekali, tepatnya saat Hari Raya Galungan.

“Intinya, saat Galungan mereka bisa membeli daging babi (mepatung) dari menabung sampah ini,” kata Anom yang diwawancarai Minggu, 21 Maret 2021 siang.

Untuk proses penimbangan sampah ini dilakukan dua kali dalam sebulan.

Masyarakat melakukan pemilahan sampah di rumah masing-masing sebelum dibawa ke kantor desa untuk ditimbang.

Baca juga: Ajak Warganya Menabung Sampah, Kelurahan Dangin Puri Denpasar Kini Miliki Bank Sampah Pelita

Sampah organik digunakan sebagai pupuk, sementara untuk sampah an-organik ini dibawa ke kantor desa untuk ditabung.

Selanjutnya, jumlah timbangan dari sampah plastik tersebut dicatat dalam buku tabungan untuk kemudian dicairkan setiap enam bulan sekali.

Selain dicairkan dalam bentuk uang, point yang dimiliki oleh nasabah bisa langsung ditukarkan kebutuhan pokok di Bumdes.

Baca juga: Masih 10 Ton, DLHK Badung Terus Optimalkan Penanganan Sampah di Pantai Jimbaran

“Selain mendatangkan uang, dengan cara ini bisa mencegah demam berdarah, karena kita tahu bahwa bisanya air tergenang di kaleng atau gelas plastik akan menjadi sarang jentik nyamuk,” katanya.

Selanjutnya, saat ini pihaknya juga tengah menggalakkan pemilahan sampah dari hulu.

Pihaknya memulai langkah tersebut dari kantor desa dengan membuat dua buah lubang sampah organik.

Nantinya sampah organik yang dihasilkan di lingkungan desa dimasukkan ke dalam lubang tersebut.

Baca juga: Dapat Hibah Alat Pengolahan Sampah Medis dari Kemenkes, RSUP Sanglah Akan Kelola Sampah Mandiri

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved