Berita Tabanan
Zona Merah, Tabanan Belum Terapkan PTM, Disdik Tabanan Segera Gelar Workshop Pembelajaran Jarak Jauh
Dinas Pendidikan Tabanan belum berani memastikan kapan pembelajaran tatap muka (PTM) akan mulai diterapkan di Tabanan.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Dinas Pendidikan Tabanan belum berani memastikan kapan pembelajaran tatap muka (PTM) akan mulai diterapkan di Tabanan.
Sebab, hingga saat ini Tabanan beserta dua wilauah lainnya yakni Badung dan Denpasar masih berstatus zona merah covid-19.
Sehingga Tabanan masih mengefektifkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring.
Namun, untuk memantapkan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ), pihak perwakilan sekolah diminta mengikuti workshop pengelolaan pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Pengiritan Biaya Pakan Kera Dilakukan Saat Pandemi di Alas Kedaton Tabanan, Beri Pakan Sekali Sehari
Kepala Dinas Pendidikan Tabanan, I Nyoman Putra menjelaskan, karena Tabanan masih berstatus zona merah masih belum bisa dilakukan pembelajaran tatap muka.
Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan dua daerah lainnya yakni Denpasar dan Badung mengenai PTM ini.
Dan untuk sementara msih menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Kita di Tabanan masih zona merah sehingga belum asa izin untuk menggelar program pembelajaran tatap muka.
Kita sudah koordinasi dan dua daerah Denpasar dan Badung kondisinya sama dengan kita. Sehingga kita masih efektifkan PJJ itu dulu," kata Nyoman Putra saat dikonfirmasi, Senin 22 Maret 2021.
Disinggung mengenai evaluasi PJJ selama ini, mantan Kabag Umum Sekretariat Dewan Tabanan ini menyatakan sudah terus melakukan survey lewat tim pengawas sekolah masing-masing.
Nah, sesuai dengan hasil survey tersebut, pihak Disdik Tabanan menggelar peningkatan kompetensi terhadap seluruh guru jenjang SD dan SMP lewat workshop pengelolaan pembelajaran jarak jauh.
"Nanti setiap SD dan SMP akan diwakili 2 orang guru sebagai komponen pengawas dan mengikuti workshop pengelolaan PJJ untuk peningkatan kompetensi guru.
Artinya dua perwakilan tersebut nantinya bertugas untuk mengawasi imbas dari workshop tersebut," jelasnya.
"Dua orang guru ini nantinya menjadi komponen di dalam pengawas sekolah untuk melakukan pengawasan.
Jadi nanti tidak terputus, oh habis workshop boleh ditetapkan atau tidak.
Baca juga: Soal Pinjaman Pemkab Tabanan ke PT SMI untuk Perbaiki Jalan,Bupati Sanjaya Optimis Dapat Lampu Hijau
Namun untuk saat ini, habis workshop harus diterapkan dan itu dilakukan pengawasan oleh Kepala Sekolah setempat terhadap apa yang diperoleh saat workshop," imbuhnya.
Kemudian untuk pelaksanaannya tersebut, saat ini Disdik sedang melakukan persiapan. Dan jika memang tidak ada halangan, akhir bulan ini akan digelar.
Diharapkan dengan digelarnya workshop ini akan memberikan efek positif terhadap peningkatan kompetensi seluruh guru yang ada di Tabanan.
"Astungkara akhir bulan ini kita laksanakan. Intinya perlu ditingkatkan lagi kompetensi temen-temen guru di sekolah. Kemudian juga dilakukan pengawasan terhadap penguasaan IT para guru oleh pengawas.
Karena selama ini upaya kita sudah optimal, namun tetap diperlukan peningkatan kompetensinya," tandasnya.(*)
Artikel lainnya di Berita Tabanan