Berita Tabanan
Pengiritan Biaya Pakan Kera Dilakukan Saat Pandemi di Alas Kedaton Tabanan, Beri Pakan Sekali Sehari
Pihak manajemen Obyek Wisata Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali terpaksa mengurangi pemberian pakan lantaran dipaksa
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Pihak manajemen Obyek Wisata Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali terpaksa mengurangi pemberian pakan lantaran dipaksa oleh pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama setahun.
Kini, ribuan kera penghuni Alas Kedaton tersebut diberi pakan satu kali sehari lantaran kesulitan biaya pakan.
Sebab, sebelum pandemi ini biaya pakan bisa terpenuhi dari pendapatan kunjungan wisatawan.
Selain mengurangi jumlah pakan kera ini, pihak pengelola juga tetap mengandalkan dari pemberian atau sumbangan pakan dari berbagai pihak seperti yayasan atau organisasi yang ada di Tabanan bahkan Bali.
Baca juga: Soal Pinjaman Pemkab Tabanan ke PT SMI untuk Perbaiki Jalan,Bupati Sanjaya Optimis Dapat Lampu Hijau
Dan tepat pada Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh, sebuah yayasan nirbala bernama Yayasan Kesatria Keris Bali wilayah Tabanan melakukan aksi sosial dengan memberikan sumbangan makanan buah kepada kera-kera di DTW Alas Kedaton.
"Kalau dulu pemberiannpakan dilakukan dua kali sehari, tapi mulai Januari lalu kita terpaksa kurangi pakannya menjadi sekali sehari," kata seorang pekerja yang setiap harinya khusus menangani pakan kera, Gede Nyoman Punia, Sabtu 20 Maret 2021.
Dia melanjutkan, setiap harinya ia selalu bertugas untuk memberi pakan ribuan kera yang menghuni DTW Alas Kedaton ini.
Pemberian pakan merupakan hal yang terpenting pada para komunitas kera yang ada, sebab jika sampai tak memberikan pakan atau dirawat, ditakutkan karakternya tidak jinak lagi melainkan galak.
Ketika hal tersebut terjadi, kemungkinan mereka akan datang ke rumah warga dan kebun warga untuk mencari makanan.
Selain itu, alasan para kera di objek wisata setempat harus dirawat juga karena merupakan duwe di pura setempat.
"Jika tak dirawat yang kami takuti adalah kera-kera bisa keluar dari Alas Kedaton untuk mencari makanan di rumah-rumah penduduk dan dapat pula merusak tanaman warga," tuturnya.
Selama ini, kata Gede, pihak pengelola bisa menghabiskan anggaran hingga belasan juta rupiah setiap bulannya untuk pakan kera tersebut.
Dan sejak Januari 2021 lalu, pakan diberikan sekali dalam sehari.
Sebab, untuk berjaga di tengah kondisi pandemi yang masih belum diketahui kapan berakhirnya ini.
Baca juga: Bupati Sanjaya Ingin Barista Kopi Tabanan Bali Semakin Terampil dan Profesional
"Karena kondisi saat ini kami sebagai pekerja diminta untuk lebih hemat memberikan pakan kera. Agar bisa anggaran Rp 15 Juta dipakai untuk dua bulan.