Orang Tua Siswa Nilai Pembelajaran Tatap Muka 2 Jam Tak Efektif,Kadisdik Gianyar:Ini Baru Tahap Awal

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pembelajaran tatap muka (PTM) yang berlangsung di Kabupaten Gianyar untuk sekolah dasar dan SMP dinilai kurang efektif oleh orangtua siswa.

Sebab, di sekolah mereka hanya belajar selama 2 (dua) jam, lalu dilanjutkan belajar daring di rumah masing-masing.

 Hal ini dinilai beban orangtua semakin bertambah, mulai dari beban bahan bakar minyak (BBM) dan waktu, karena harus antar jemput anak.

Dinas Pendidikan Gianyar mengkonfirmasi, belajar dua jam ini baru tahap awal.

Baca juga: Sebagai Penyokong Pariwisata Ubud, Warga Peliatan Harapkan Segera Dapat Vaksin Covid-19

Dimana dalam waktu dekat, setelah evaluasi dinilai baik, maka pembelajaran secara normal akan dilakukan.

Kepada Tribun Bali, Rabu 24 Maret 2021, sejumlah orangtua siswa berkeluh kesah terkait sistem pembelajaran PTM di Kabupaten Gianyar.

Dimana awalnya mereka sangat mengharapkan hal ini terjadi.

Namun sayangnya, PTM yang diharapkan tidak sesuai keinginan.

"Siswa di sekolah hanya dua jam, harus antar jemput tepat waktu. Sampai di rumah, justru belajar lagi via daring," ujar orangtua siswa SMP yang ingin identitasnya dirahasiakan.

Pihaknya pun mengatakan, jika sistem belajar ini berjalan cukup lama, pihaknya tentu akan kewalahan.

Sebab dengan ini, biaya yang dikeluarkan relatif lebih banyak dari pada belajar online secara penuh.

Belum lagi, antar jemput anak, yang menyebabkan dirinya harus meninggalkan pekerjaan.

"Kalau begini terus, kami kewalahan. Biaya BBM dan waktu. Kalau mau PTM, lebih baik kasi jam belajar seperti saat situasi normal.

Kalau memang ingin memenuhi unsur 50 persen dari dan 50 persen PTM, lebih baik sistem masuk siswanya yang diatur.

Baca juga: Belajar Tatap Muka Dimulai, Angkutan Siswa Gratis di Gianyar Bali Segera Beroperasi

 Misalnya, tiga hari PTM, tiga hari daring. Saya yakin kalau ini dilakukan, bukan hanya orangtua siswa yang diringankan, tapi juga guru," ujarnya.