Serba Serbi
Kisah Panglukatan Siwa Melahangge Bertaksu di Gianyar, Ada Warga Sulit Berjalan, Kembali Normal
Setelah berhasil membangun dan memviralkan Suwat Waterfall, kini akan diperkenalkan wisata spiritual di Suwat, Gianyar, Bali, kepada khalayak umum.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
“Maka kami tergerak untuk menata panglukatan Siwa Melahangge ini,” jelasnya.
Perbaikan tempat panglukatan itu pun, tentunya dengan meminta izin dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan para bhatara-bhatari sesuhunan di sana.
“Perbaikan tempat panglukatan akan menyesuaikan dengan aura tempat itu,” imbuhnya.
Masing-masing pancoran yang sudah ada, nantinya akan ditata menggunakan ornamen Bali.
Tangga menuju lokasi itu pun, nantinya akan dibuat berwarna sesuai dengan aura spiritualnya.
“Kami ingin panglukatan ini menjadi area yang menyenangkan dan bertaksu bagi umat yang datang melukat,” katanya.
Mekanisme malukat di sana, juga layaknya malukat di genah panglukatan lainnya.
Pamedek datang dan menghaturkan banten pejati serta canang, setelah itu nunas ica di depan patung Dewa Siwa.
Mengutarakan apa yang diinginkannya. Baru turun ke bawah dan malukat di pancoran.
“Setelah selesai prosesi malukatnya, pamedek kemudian sembahyang di Pura Beji dan terakhir di depan patung Dewa Siwa mengucapkan terimakasih,” katanya.
Cukup dengan menghaturkan satu banten pejati saja.
Untuk saat ini, pamedek yang masuk tidak dikenakan biaya alias gratis.
Hanya disediakan kotak dana punia, bagi pamedek yang ingin menyumbang seikhlasnya.
Sejak dahulu, lokasi ini adalah tempat malukat warga.
Bagi mereka yang ingin meminta keselamatan, kesehatan, terbebas dari kekuatan jahat, mendapatkan berkah pekerjaan dan kelancaran rezeki.