Berita Buleleng
UPDATE: Tindakan Operasi Bayi Kelainan Usus di Buleleng Tunggu Kondisi Kesehatannya Stabil
Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan, bayi tersebut mengalami koma sejak Kamis 25 Maret 2021.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Mengingat kondisinya sangat lemah, anak saya tidak diperbolehkan pulang. Harus dirawat inap,” katanya.
Kekhawatiran dokter pun terbukti. Baru satu hari dirawat di ruang Sakura RSUD Buleleng, kondisi kesehatan Karlida rupanya kian memburuk.
Bayi malang itu terus menangis, lantaran tak kuasa menahan sakit pada bagian perutnya.
Bahkan, Karlida juga sempat kejang-kejang dan hilang nafas.
Dokter pun bergegas memindahkan Karlida ke ruang NICCU, untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
“Saat hendak dipindahkan ke ruang NICCU, anak saya sempat tidak bernafas. Jantungnya juga lemah.
Setelah diberikan bantuan alat pernafasan, nafasnya sudah kembali normal.
Tapi sejak dipindahkan itu, sampai sekarang anak saya masih koma, belum sadarkan diri,” terang Komang Sugiani lirih.
Atas kondisi ini, Komang Sugiani pun berharap ada uluran tangan para darmawan, untuk membantu dirinya membayar biaya operasi yang nilainya mencapai Rp 45 juta.
“Suami saya hanya sebagai tukang mebel, sedangkan saya tidak bekerja.
Saya berharap sekali ada bantuan dari masyarakat, agar anak saya bisa segera dioperasi,” harapnya.
Kadinsos Aktifkan JKN-KIS PBI
Mengetahui adanya bayi asal Banjar Dinas Tangep, Desa Banjar Tegeha, Kecamatan Banjar, Buleleng yang mengalami kelainan usus (hisprung), Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng langsung mengambil langkah mengaktifkan JKN KIS PBI untuk bayi tersebut.
Kepala Dinsos Buleleng, Putu Kariaman Putra ditemui saat menjenguk bayi tersebut di ruang NICCU RSUD Buleleng, Sabtu 27 Maret 2021 mengatakan, pemerintah sejatinya sudah meng-cover Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (JKN-KIS PBI) untuk orangtua serta tiga saudara dari bayi tersebut.
Namun khusus untuk bayi malang ini memang belum ter-cover, karena saat dilahirkan tidak dilaporkan oleh orangtuanya atau aparat desa setempat.