Wawancara Tokoh
Wawancara Wabup Bangli I Wayan Diar, Menuju Era Baru, Mengubah Tata Wajah Kota
Wabup Bangli, I Wayan Diar, wawancara bersama Manajer Liputan Tribun Bali, Komang Agus Ruspawan, di kantornya, belum lama ini.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dari kebutuhan di masyarakat hingga pembangunan di Kabupaten Bangli.
Waktu kecil Bapak pernah nggak membayangkan menjadi pejabat publik seperti sekarang?
Oh saya tak pernah berangan-angan ataupun bercita-cita jadi anggota dewan atau wakil bupati.
Sebab saya hanyalah anak seorang petani desa.
Tentu saya tidak tahu apa itu anggota DPR, wakil bupati, apalagi di masa-masa itu.
Itu (anggota DPR, wakil bupati, red) adalah nama-nama yang sakral bagi masyarakat kecil, utamanya di pegunungan.
Karena mereka tahunya tidak melalui proses (sebelum reformasi).
Beda dengan sistem sekarang yang sudah ditentukan oleh masyarakat. Karena memang sudah amanat undang-undang.
Seperti apa sih masa kecil seorang Wayan Diar di Desa Belantih, Kintamani, Pak?
Masa kecil saya berjalan seperti biasa, tidak ada istimewa.
Kita di desa bermain tengkleng-tengklengan atau main tanah. Saya SD di Belantih, dan mulai masuk saat umur 9 tahun, sedikit telat.
Kemudian SMP 2 Kintamani juga di Belantih.
Pernah di SMA 2 Bangli satu semester, lalu pindah ke SMA 3 Singaraja.
Saya kembali merantau ke Denpasar kuliah di Unud D4 Pariwisata.
Saya sempat merasakan bekerja di salah satu hotel wilayah Kuta.