Wawancara Tokoh
Curhat Ayah Marcus Fernaldi Gideon, Target Sekarang Juara Dunia dan Olimpiade
Kekecewaan Marcus dirasakan langsung oleh sang ayah, Kurniahu Gideon, yang saat ini masih berkomunikasi secara intens melalui saluran telepon.
Dia kecewa, sudah sampai di sana bagaimana? Mau juara tapi tidak main, sedih gitu.
Kalau sekarang kondisi Marcus gimana?
Saya belum ketemu (langsung), masih by phone saja.
Suaranya (Marcus Fernaldi Gideon) ya lemas, sampai kemarin saja mau diwawancarai masih menolak. Dia bilang belum siap, nanti saja.
Sekarang sudah di rumah, baru pulang setelah lima hari karantina.
Bisa dikatakan aman.
Mungkin bisa nanti malam saya mampir ke rumahnya. Dia di rumah sekarang.
Sebagai ayah, Anda kecewa tidak dengan yang dialami Marcus?
Dia ambisinya besar sekali.
Saya jadinya sayang juga begitu.
Tapi kalau kejadian itu tidak terjadi dan dia bisa bertanding.
Mungkin dia bisa jadi juara.
Pokoknya enak sekali, drawingnya sudah enak begitu.
Drawing saat All England kemarin itu memangnya bagaimana?
Ya yakin (juara). Dia semifinal ganjalannya cuma Kamura sama Sonoda (pasangan ganda putra Jepang).
Kalau dia menang terus paling di final ketemu Ahsan-Hendra (ganda putra Indonesia), ada Fajar Alfian - Rian Ardianto (ganda putra Indonesia).
Walau sebenarnya belum tentu menang, tapi kali ini dia (Marcus) yakin dia bisa menang gitu.
Ya akhirnya saya bilang nerima saja, mungkin Tuhan nanti akan kasih kejuaraan dunia sama kejuaraan olimpiade nanti.
Kalau saya kasih semangat juga, supaya dia tidak sedih terus gitu.
Anda berhenti jadi pemain pro usia 27 tahun.
Sekarang Marcus sudah usia 30 tahun. Kalau hitung-hitungan Anda, Marcus bisa berada di pro-scene sampai usia berapa?
Kalau menurut hitungan saya sebagai pelatih, dia bisa berada di pro-scene itu bisa empat sampai lima tahun lagi.
Kalau dia itu pemain ganda, kalau saya pemain tunggal.
Tunggal kebanyakan itu lebih capek daripada pemain ganda.
Biasanya pemain tunggal pensiun lebih pagi dari pemain ganda.
Contohnya, Hendra Setiawan 36 tahun masih bisa main.
Akhsan 34 tahun masih bisa main.
Terus Mathias Boe kan sudah 38 tahun masih main.
Saya kira kalau Marcus orangnya agak enggak terlalu tinggi (postur tubuhnya).
Bisa empat atau lima tahun lagi. Faktor tinggi ada pengaruh.
Hal ini sudah dibicarakan dengan Marcus?
Dia sudah tahu juga lah. Target dia sekarang mau juara olimpiade dan juara dunia.
Kalau misal olimpiade tahun ini bisa goal (juara), empat tahun lagi kalau masih bisa ikut, ya ikut lagi.
Tapi itu terakhir (mengikuti kompetisi) paling.
Pak Kurniahu, bagaimana supaya Marcus tidak terbebani kejadian di All England?
Satu kita kasih semangat terus buat Marcus.
Tapi saya terus terang ngomong, kesalahannya ada pada BWF.
Memang BWF sudah minta maaf, tapi biaya yang telah dikeluarkan PBSI untuk All England ini tidak kecil.
Hotel, uang saku anak-anak, pesawat, itu harusnya BWF tanggungjawab.
Setidaknya ada kompensasi begitu.
Jangan hanya minta maaf saja begitu.
Semua orang kalau salah hanya minta maaf ya gampang banget.
Tapi kompensasinya apa? Diganti dong.
Marcus dan Kevin pastinya kecewa.
Tapi kalau saya, dekat sama anak sendiri, ya pasti kita kasih semangat.
Masih ada empat tahun lagi, semoga empat tahun lagi kamu bisa juara empat kali di All England.
(tribun network/lucius genik)