Berita Badung

Olah 20 Ton Sampah per Hari, TPST Mengwi di Badung Bisa Hasilkan 1.500 Kg Pupuk Kompos

Pemerintah kabupaten Badung benar-benar memaksimalkan pengolahan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwi

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Komang Agus Aryanta
Beberapa petugas saat mengolah sampah di TPST Mengwi Kabupaten Badung beberapa hari lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Badung benar-benar memaksimalkan pengolahan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Mengwi.

Bahkan TPST yang belum lama dibangun itu sampai saat ini sudah bisa mengolah sampah sebanyak 20 ton.

Sampah pun diolah, dengan menghasilkan pupuk kompos.

Bahkan dari 20 Ton sampah dari masyarakat yang diolah, TPST mengwi bisa menghasilkan pupuk kompos sampai 1.500 kg pupuk kompos.

Baca juga: Turun Drastis, Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata Taman Ayun Badung Paling Banyak 10 Orang per Hari

Selain menghasilkan kompos ada juga sampah yang juga dibakar dalam  mesin incinerator, namun pembakaran ini dianggap tidak berbahaya bagi lingkungan karena sudah menerapkan prosedur yang tepat.

Untuk pengolahan sampah tersebut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK).

Kabid Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 DLHK Kabupaten Badung AA Gede Dalem mengatakan setiap harinya TPST mengwi mendapatkan kiriman sampah dari warga sekitar Mengwi.

TPST yang terletak tidak jauh dari Terminal mengwi setiap harinya mampu mengolah sampah sebanyak 20 ton.

"Setiap harinya kegiatan di TPST ada melakukan pengelolaan sampah. Kami pilah dari organik dan anorganik, sehingga bisa menghasilkan pupuk,"  ujarnya saat dikonfirmasi Minggu 28 Maret 2021.

Sampah organik yang diterima, menurutnya akan diolah menjadi kompos. Dalam sehari TPST mengwi menghasilkan 1.500 kilogram kompos.

 "Sampah organik kami olah menjadi kompos, hasilnya lumayan mencapai 60 kampil ukuran 25 kilogram,"  ucapnya.

Jumlah kompos yang cukup besar tersebut hingga kini belum dijual.

Pihaknya menjelaskan penjualan kompos memang perlu dilakukan namun saat ini hanya dibagikan secara gratis untuk yang membutuhkan.

Dirinya mengakui, untuk proses penjualan pastinya memerlukan promosi dan pengiklanan, belum lagi akan bersaing dengan produk kompos milik yang lainnya karena masing-masing tpst 3R pasti menghasilkan kompos dan menjualnya.

Baca juga: Satpol PP Badung Catat 128 Baliho dan Spanduk Kadaluarsa Berhasil Diturunkan Selama Seminggu

"Sementara  kami masih menggunakannya sendiri dan memberikan ke masyrakat yang membutuhkan. Jadi ada beberapa digunakan pada taman-taman di Badung dan juga ada warga yang mengusulkan,"  jelasnya.

Lanjut birokrat asal Klungkung itu menjelaskan, sampah anorganik yang masuk ke TPST Mengwi yang merupakan sampah yang tidak memiliki nilai jual akan di bakar menggunakan incinerator.

Gung Dalem menjelaskan  tidak semua sampah anorganik yang akan di bakar, namun jika memiliki nilai jual seperti botol plastik dan yang lainnya sudah tidak ditemukan di TPST Mengwi.

"Saat pemilahan sampah sudah ditemukan yang seperti itu. Sampah anorganik yang masuk ke TPST bisanya popok bayi, pembalut, dan plastik bungkus snack itu yang kita bakar.

 Intinya sampah yang masuk ke incinerator merupakan sampah anorganik yang tidak memiliki harga jual," bebernya.

Pihaknya mengatakan, sampah-sampah tersebut merupakan residu dari pengelolaan sampah, Pembakaran dalam incinerator sendiri dilakukan dua kali pembakaran pertama dengan suhu 800 derajat kedua seribu derajat.

Secara teori  dan prakteknya, suhu pembakaran yang tinggi dapat menghabiskan zat-zat yang membahayakan.

"Selain itu juga  asapnya naik ke cerobong. Sebelum keluar, asap akan disirami oleh sprayer yakni air yang menghujani sisa-sisa pembakaran," jelasnya sembari mengatakan nanti asap yang keluar sedikit.

Disinggung terkait pengujian asap yang dilepas ke udara, pihaknya mengatakan bahwa akan pengujian melalui tim ahli.

 Namun, karena dalam kondisi pandemi tim ahli yang didatangkan dari Jakarta tertunda.

Baca juga: Ada Pegawai Spa Memilih Jadi Pengemis, Satpol PP Badung Amankan Ratusan Gepeng Selama Pandemi

"Masalah pengujian kami akan segera menguji. Kami sudah mendapat informasi dalam waktu dekat mereka akan siap menguji, kemungkinan satu sampai dua minggu ini," jelasnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dalam pengelolaan sampah tersebut adalah sebuah pilihan, pasalnya Badung  berkomitmen menyelesaikan sampah dengan resiko yang paling minim.

"Kalau tidak adanya pengelolaan sampah yang kami lakukan dengan bantuan incinerator tersebut, takutnya sampah yang dibiarkan juga akan mengotori dan beresiko terhadap lingkungan," tungkasnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Badung

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved