Berita Gianyar
Made Latra, Pecalang yang Selalu Berjaga di Jembatan Tukad Petanu, Temani Paranormal hingga Malam
Kisah Made Latra, Pecalang yang Selalu Berjaga di Jembatan Tukad Petanu, Temani Paranormal hingga Malam
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Mengenakan seragam pecalang Desa Adat Laplapan, Ubud, Gianyar, I Made Latra mendatangi Jembatan Petanu yang berada di wilayah banjarnya, Jumat 2 April 2021 pagi.
Saat itu, ia tengah mengecek situasi TKP jatuhnya Komang Ayu, korban kecelakaan maut yang belum ditemukan di Sungai Petanu.
Biasanya, lokasi tersebut ramai didatangi warga, balian atau dukun, paranormal, hingga relawan untuk mencari keberadaan Komang Ayu di aliran Sungai Petanu.
Diketahui, setiap hari dari pagi hingga malam, Latra selalu datang ke lokasi tersebut.
Baik untuk mengatur lalu lintas maupun memberikan informasi kepada warga yang datang.
Baca juga: Sehari Tiga Dukun Datang, Bantu Pencarian Komang Ayu di Jembatan Tukad Petanu Gianyar
Bahkan ia juga berinisiatif menyiapkan kotak dana punia, dimana uangnya digunakan untuk membantu meringankan keluarga korban.
Tak hanya itu, Latra juga menyiapkan tikar di tempat tersebut sebagai alas duduk.
"Inisiatif sendiri karena areal kami. Kalau tidak ada kesibukan pasti ke sini. Biasanya sampai jam 11 malam," ujarnya.
Latra mengatakan, pada Kamis 1 April 2021 kemarin, ia berjaga di sana sampai larut malam.
Sebab saat itu, ada paranormal dari Jogja dan Lombok yang datang.
Baca juga: BPBD Gianyar bersama PMI Akan Kembali Lakukan Pencarian Komang Ayu
"Kamis kemarin paranornal dari Jogja dan Lombok. Kalau siang ada dri Denpasar, dan seputar bali. Kebetulan perlu tikar saya bawakan tikar ke sini," ujarnya.
Ia mengatakan, sejak pandemi Covid-19, ia yang sebelumnya bekerja di pariwisata, kini tidak lagi bekerja.
Karena itu, ketimbang berdiam diri, Latra pun menggunakan waktunya untuk membantu keluarga korban.
"Dari awal korban jatuh sampai saat ini, saya selalu meluangkan waktu ke sini," tandasnya.
Selama ikut membantu keluarga korban, Latra selama ini banyak bertemu dan berbincang dengan paranormal.
Dari hasil merangkum perbincangannya dengan para dukun tersebut, iapun menduga jasad korban saat ini berada tidak jauh dari tempatnya jatuh.
Baca juga: Tepat di Hari Kajeng Kliwon Pencarian Komang Ayu Dihentikan, Basarnas: Maaf Kami Belum Bisa Temukan
"Penerawangan semua saya pantau selama ini. Dia masih di dalam air, 15 meter di bawah batu. Mudah-mudahan besok ada tim penyelam datang ke sini. Selama ini, belum ada penyelam," ujarnya.
Pantauan Tribun Bali di lokasi, dikarenakan banyaknya masyarakat yang setiap hari menghaturkan sesajen, baik berupa jajanan ataupun buah-buahan, tempat ini banyak didatangi kawanan kera ekor panjang.
Memang habitat mereka selama ini berada di sepanjang pinggir Sungai Petanu.
Latra mengatakan masyarakat tidak perlu takut pada kawanan kera tersebut karena mereka jinak.
"Tiap pagi atau sore biasanya kera datang ngambil jajanan dan buah. Mereka jinak, tidak apa-apa," ujarnya. (*)