Dua Babi Hitam Hilang Misterius Meninggalkan Jeroan di Tabanan, Warga Duga Disetrum Hingga Dibius
Dugaan tersebut adalah pelaku melakukan setrum terhadap babi hingga pingsan kemudian disembelih.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Banyak dugaan yang muncul dari peristiwa hilangnya dua ekor babi warna hitam milik warga di Banjar Ambang, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan, Tabanan, Bali.
Dugaan tersebut adalah pelaku melakukan setrum terhadap babi hingga pingsan kemudian disembelih.
Selain itu, juga diduga dengan cara suntik bius terhadap hewan kemudian disembelih di tempat.
Baca juga: Misteri 2 Babi Hitam Hilang di Tabanan, Hanya Jeroannya yang Ditemukan di Luar Kandang
Di sisi lain, petugas Kesehatan Hewan Dibas Pertanian Tabanan kini sedang melakukan sosialisasi serta edukasi keliling di Tabanan.
Edukasi yang dimaksud adalah masyarakat seluruhnya diharapkan gotong royong menjaga kemananan wilayah masing-masing.
Sebab, di tengah situasi dan kondisi saat ini hanya gotong royong yang paling efektif.
Seorang Petugas Kesehatan Hewan di Tabanan, I Ketut Gede Jaya Ada mengatakan, pihaknya kini sedang melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh masyarakat (peternak) untuk saling peduli dengan lingkungannya.
Artinya, masyarakat diharapkan secara gotong royong untuk menjaga keamanan suatu wilayah untuk mengantisipasi timbulnya kejadian serupa dengan di Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan.
"Harus kita akui, belakangan ini kita cenderung cuek atau kurang peduli dengan tetangga kita sendiri. Dan hal ini tak boleh dibiarkan begitu saja, harus ada penyadaran untuk kembali saling peduli demi menjaga kemananan wilayah masing-masing," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa 6 April 2021.
Dia melanjutkan, sembari melakukan edukasi ke masyarakat ia banyak menerima informasi dan dugaan-dugaan terkait peristiwa kehilangan babi bali di Banjar Ambang, Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan tersebut.
Dimana dugaan tersebut pelaku telah melakukan setrum terhadap babi hingga pingsan kemudian disembelih di lokasi dan meninggalkan jeroannya.
Selain itu, juga diduga dengan cara suntik bius terhadap hewan kemudian disembelih di tempat.
Dua dugaan tersebut masih masuk akal, mengingat korban atau pemilik hewan kaki empat tersebut tak mendengar suara dari babi tersebut.
Sebagai contoh, penggunaan suntik bius terhadap hewan ini bisa saja dilakukan karena bius tersebut terbilang tidak terlalu ketat penggunaannya.
"Justru ini sangat berbahaya bagi masyarakat yang memiliki kandang terbuka atau peternakan rakyat ini. Mereka jadi sasaran. Berbeda dengan mereka yang memelihara hewan dalam jumlah besar pasti tertutup dan menggunakan terali besi jadi susah untuk menjamahnya," ungkapnya.