Berita Gianyar
Dampak Krisis Ekonomi, Penggunaan Daging Babi Saat Galungan 2021 Diprediksi Menurun di Gianyar Bali
Harga daging babi yang melambung tinggi hingga tembus Rp 100 ribu per kilogram di tengah krisis ekonomi
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Harga daging babi yang melambung tinggi hingga tembus Rp 100 ribu per kilogram di tengah krisis ekonomi, menyebabkan masyarakat beralih ke penggunaan daging ayam dalam perayaan Hari Raya Galungan.
Penggunaan daging ayam sebagai pengganti daging babi, sejatinya bukan hal baru.
Namun, sebelum pandemi covid-19 yang menyebabkan masyarakat kesulitan ekonomi, penggunaan daging ayam ini biasanya digunakan oleh masyarakat kurang mampu.
Pantauan Tribun Bali, Kamis 8 April 2021, keriuhan permintaan daging babi tidak lagi terdengar di pasaran.
Bahkan grup-grup mepatung sekalipun, kini menyetakan tidak akan menggunakan daging babi, karena persoalan biaya.
• Makna Hari Raya Galungan yang Akan Dirayakan di Bali Dalam Beberapa Hari Kedepan
• GUPBI Bali Akui Hanya Kabupaten Bangli Yang Tidak Kekurangan Stok Babi Jelang Galungan 2021
• Harga Babi di Pasaran Naik Jelang Hari Raya Galungan, DPRD Bali Dorong Tingkatkan Anggaran
Ketua Grup Mepatung Petulu Gunung, I Nyoman Astana mengatakan, pihaknya tidak menggelar patungan daging babi untuk Galungan ini.
Pihaknya pun akan beralih ke daging ayam, untuk menekan biaya.
"Karena persoalan biaya yang tinggi untuk daging babi, Galungan kali ini kami pakai daging ayam saja," ujarnya.
Hal senada juga terjadi di Kecamatan Payangan. Ketua Kelompok Mepatung, di Buahan Kaja, Payangan, I Wayan Sudita juga mengatakan tidak akan memotong babi saat penampahan Galungan ini.
Hal tersebut karena banyak anggotanya tidak akan membeli daging babi.
“Saya maklumi anggota kami kesulitan membeli daging babi. Lebih baik tidak memotong babi,” ujarnya.
Sebab,kata dia, estimasi pengeluaran masyarakat jika memotong daging babi saat ini, pengeluaran warga sekitar Rp 375 ribu per orang.
Hak tersebut pun, kata dka, jika babi yang dipotong itu memiliki berat 100 kilogram.
"Kalau lebih dari 100 kilogram, bisa sampai Rp 400 ribu per anggota. Inipun baru pengeluaran daging babi saja, belum lagi akan mengeluarkan biaya bumbu, daging itik, ayam dan sarana upacara lainnya. Biaya untuk upacara Hari Raya Galungan bisa mencapai Rp 1 juta per kepala keluarga. Untuk musim sekarang ini cukup berat,” tandasnya.
Sementara itu, tukang jagal babi, Made Rawi juga menyebut hal yang sama. Biasanya tiap Galungan dirinya memotong babi sampai 50 ekor.
Namun kali ini hanya sekitar 25 ekor, itupun untuk berjaga-jaga kalau ada yang membeli.
“Faktor modal yang besar dibutuhkan, juga karena permintaan tidak sebesar Galungan sebelumnya. Biasanya 10 hari menjelang Galungan sudah ada warga yang memesan daging. Kali ini sepi, baru satu dua warga,” ungkapnya. (*)
Ikuti berita terkait galungan klik di sini