Serba Serbi
Galungan Sebentar Lagi, Apa Esensinya Dalam Ajaran Hindu Bali
Secara umum, masyarakat mengatakan bahwa Galungan adalah hari raya kemenangan Dharma melawan Adharma.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Namun jangan diartikan berpesta pora apalagi dengan hal yang di luar jalan Dharma.
Sebab pada saat Galungan, umat Hindu harus mampu mengendalikan dirinya.
Menyucikan diri dan pikiran, melakukan hal-hal kebajikan dan kegiatan mulia.
Serta memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.
Agar mendapatkan tuntunan hidup, selama hidup di dunia.
Memberi jalan menuju Dharma.
Sehingga bisa mengalahkan Adharma di dalam diri.
Untuk itu, saat Galungan, masyarakat Hindu di Bali menghaturkan suguhan sesajen (upakara) atau bebantenan.
Bebantenan ini juga sesuai dengan kemampuan masing-masing umat.
Sehingga tidak membebani masyarakat Hindu di Bali.
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, selalu mewanti-wanti bahwa agama Hindu adalah agama yang fleksibel.
"Yang penting inti dari upakara itu ada," tegas beliau kepada Tribun Bali.
Seperti saat Galungan masyarakat Hindu, akan menghaturkan sesajen atau upakara seperti banten kurenan, punjung, penyeneng, ragunan, gebogan dan lain sebagainya sesuai kemampuan umat Hindu.
Hal ini sebagai rasa wujud bakti dan terimakasih kepada Tuhan.
Atas segala rahmat karunia beliau selama manusia hidup di dunia.