Berita Bali

Khawatir Stok Babi Langka di Bali, Jelang Hari Raya Galungan Harga Melonjak

Menjelang hari raya Galungan, Pemerintah Provinsi Bali belum bisa memastikan terkait dengan ketersediaan daging babi di pasaran.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Pedagang daging babi di Pasar Anyar, Singaraja - Khawatir Stok Babi Langka di Bali, Jelang Hari Raya Galungan Harga Melonjak 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Menjelang hari raya Galungan, Pemerintah Provinsi Bali belum bisa memastikan terkait dengan ketersediaan daging babi di pasaran.

Ini justru menimbulkan kekhawatiran di masyarakat Bali, mengingat jelang Hari Raya Galungan itu, umat Hindu di Bali biasanya memotong babi untuk dipersembahkan dan juga dikonsumsi.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Provinsi Bali, Anak Agung Istri Intan Wiradewi mengaku saat ini stok daging babi di Bali cenderung menurun.

“Kalau stok, kalau bicara aman tentu tidak seperti tahun lalu,” ucapnya, Rabu 7 April 2021.

Baca juga: Babi Langka dan Harga Tinggi di Pasaran, Komisi II DPRD Bali Dorong Anggaran Peternakan Ditingkatkan

Baca juga: Jelang Hari Raya Galungan 2021, Harga Daging Babi di Badung Bali Capai Rp 85.000 Per Kilo

Baca juga: Jelang Hari Raya Galungan, Pemkab Badung Bali Pastikan Tak Kekurangan Daging Babi

Gung Intan menyebutkan, penurunan populasi babi di Bali jika mengacu pada data tahun 2020 sebanyak 40 persen.

Hal ini menurutnya terjadi akibat menurunnya populasi babi di Bali akibat adanya wabah Virus African Swine Fever (ASF).

Pihaknya menjelaskan, pada 2019 populasi babi di Bali berjumlah 690.378 ekor.

Ini kemudian menurun akibat adanya kematian akibat wabah ASF pada 2020 sehingga populasi babi menurun anjlok hingga 398.291 ekor.

“Kondisi kita memang hampir 40 persen menurun, karena ada akibat efek ASF itu. Pendataan itu kita setahun sekali, data yang di 2020 itu ada 398.291 ekor, data kemarin nike,” ujarnya.

Mengenai jumlah populasi pada awal 2021 ini, pihaknya mengakui belum memiliki data yang valid, mengingat pihaknya baru melakukan pencacahan pada pertengahan 2021.

Kelangkaan ini menurutnya membuat harga babi kian melonjak di pasaran menyentuh harga Rp 90 ribu per-kg.

Kenaikan tersebut menyentuh hampir 50 persen jika dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

“Jadi harga masih di kisaran Rp 90 ribu per kg, tahun-tahun kemarin kan Rp 60 ribu. Jadi naik hampir setengah. Itu yang menyebabkan harga naik, karena walaupun pandemi, konsumsi babi kan kebanyakan lokal. Jadi demand-nya masih ada,” paparnya.

Oleh sebab itu, pihaknya berupaya melakukan restocking babi antar kabupaten/kota di Bali untuk memenuhi stok daging babi di pasaran.

Hanya saja, upaya tersebut menurutnya perlu waktu yang cukup lama, akibat lamanya waktu pemeliharaan babi.

“Upaya restocking sedang kita upayakan, tapi semua itu kan butuh waktu. Restocking diusahakan masih dari Bali saja karena berisiko memasukkan babi dari luar daerah,” paparnya.

Menurutnya, meskipun stok kebutuhan babi siap potong di Bali kurang, dia mengimbau kepada masyarakat untuk beralih memotong daging lainnya, seperti daging ayam.

"Sebenarnya untuk keperluan upakara di Hari Raya Galungan lebih banyak ke daging ayam. Hanya saja karena budaya Bali, masyarakat memotong daging babi," ungkapnya.

Disinggung apakah akan melakukan operasi pasar jelang Galungan untuk menstabilkan harga babi, Gung Intan menjawab diplomatis.

Ia mengatakan, untuk daging babi sulit dilakukan karena tidak ada stok yang dimiliki pemerintah.

“Kalau soal operasi pasar itu kan harus ada stok, kaya operasi pasar misalnya gula kan ada stok gula yang bisa dipasarkan. Kalau daging kan nggak bisa seperti itu,” akunya.

Disinggung mengenai pemantauan kesehatan babi yang akan dipotong, dia menyatakan pihaknya akan menerjunkan tim untuk memeriksa kesehatan hewan yang akan dipotong pada h-1 Hari Raya Galungan.

Saat itu, tim akan memeriksa dengan tujuan agar babi yang akan dikonsumsi oleh masyarakat benar-benar aman.

“Biasanya menjelang hari raya besar keagamaan teman-teman di bidang Keswan Kesmavet melakukan pemeriksaan hewan sebelum pemotongan,” jelasnya.

Di tempat terpisah, harga daging babi di beberapa pasar di Badung masih tinggi. Bahkan tembus di angka Rp 85 ribu per kg.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Badung melalui Dinas Koperasi dan UMKM, harga daging babi merata di beberapa pasar di Badung. Seperti Pasar Kuta, Mengwi dan Blahkiuh harga daging babi sama yakni Rp 85 ribu per kg.

"Sampai saat ini harga daging babi masih tetap diangka Rp 85 ribu. Ini pendataan kami lakukan dua hari lalu atau Senin (5 April 2021)," kata Kabid Perdagangan Dinas Koperasi I Ketut Gede Suwedharma.

Kendati demikian, pihaknya belum bisa memprediksi jika ada kenaikan mendekati Hari Raya Galungan. Hanya saja akunya sampai saat ini harga daging babi masih di angka tersebut.

"Untuk sementara ini belum ada kenaikan. Beberapa hari ke depan kami belum tahu. Apalagi populasi babi kan sekarang sedikit minim," katanya.

Kendati demikian, pihaknya menyebutkan untuk kenaikan harga terjadi pada bahan pokok seperti cabai rawit. Dari hasil pendataan sampai hari ini harga cabai rawit di Badung di angka Rp 70 ribu per kg.

"Cabai rawit naik sampai Rp 10 ribu per kg. Kemarin harganya Rp 60 ribu, sekarang sudah Rp 70 ribu," bebernya

Kendati demikian pihaknya mengaku, pemerintah setempat sudah menggelar pasar murah untuk di semua kecamatan yang ada di Badung.

Diharapkan pasar murah atau oprasi pasar itu bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Pemkab Badung memastikan tidak kekurangan daging babi menjelang Galungan.

Pemkab Badung melalui Dinas Pertanian dan Pangan sudah mendata jumlah babi yang sudah siap dipotong jelang Galungan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, Wayan Wijana mengakui dirinya memastikan kesediaan babi jelang hari raya.

Bahkan berdasarkan hasil pendataan dan koordinasi dengan Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, populasi babi memang menurun.

"Kalau dilihat dari populasinya memang menurun pasca adanya virus tersebut. Namun kini masyarakat sudah mulai melaksanakan restocking, dan kita pastikan di Badung Babi aman jelang Galungan," ujar Wijana, Rabu.

Dirinya mengatakan beberapa peternak di Badung sudah melakukan restocking dari beberapa bulan lalu.

Hanya saja untuk babi yang siap potong jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan dengan sebelum adanya virus.

Hal itu pula yang mengakibatkan harga babi kini masih tinggi.

Dijelaskan, untuk di Kabupaten Badung jumlah babi yang siap potong sekitar 1.342 ekor.

Sedangkan kebutuhan untuk hari raya, jika mengacu data pemotongan babi Galungan sebelumnya, sebanyak 1.062 ekor.

"Jadi masih ada sebanyak 280 ekor babi yang lebih, jika berbicara masalah data. Namun kenyataannya babi bisa saja melebihi dari itu, lantaran di desa-desa warga sudah ada yang memelihara babi yang ditaruh di belakang rumahnya," jelasnya.

Dia mengatakan, di Kabupaten Badung yang sudah terdata ada sekitar 160 peternak babi.

Sehingga beberapa peternak babi tersebut, ada yang sudah babinya siap untuk dipotong, sehingga untuk babi di Badung melebihi kebutuhan.

Selain memastikan stok babi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung juga memastikan babi yang dipotong aman untuk dikonsumsi.

Sehingga Dinas Pertanian dan Pangan akan melakukan pemeriksaan kesehatan babi sebelum dipotong. (gil/gus)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved