Gempa di Malang
Pasutri di Lumajang Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim
Pasutri di Lumajang Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim
TRIBUN-BALI.COM, SURABAYA - Gempa bumi mengguncang sejumlah wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021), pukul 14.00 WIB.
Bahkan, gempa kemarin sore tersebut juga dirasakan getarannya oleh warga di sejumlah wilayah di Bali.
Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa bermagnitudo 6,1 tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 km.
Sekretaris BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja mengatakan bahwa hingga Sabtu, pukul 20.00 WIB, terlaporkan tujuh orang dinyatakan meninggal dunia akibat gempa ini.
Empat di antaranya adalah korban dari Kabupaten Lumajang, dan tiga lainnya dari Kabupaten Malang. Selain itu ratusan bangunan rusak.
“Yang masuk ke kami hingga malam ini ada tujuh orang meninggal dunia. Empat dari Lumajang, tiga dari Malang. Yang di Malang, dua di antaranya sudah dimakamkan,” kata Erwin.
Baca juga: Gempa Malang Terasa sampai di Bali, Lombok dan Yogya, Begini Penjelasan Ahli Geologi UGM
Empat korban meninggal dari Lumajang yaitu Ahmad Fadholi, alamat Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempursari. Kemudian Sri Yani (46), warga Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempursari; Juwanto, warga Desa Kaliuling Kecamatan Tempursari dan H Nasar alias H Amin warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.
Dari empat korban meninggal asal Lumajang terdapat pasangan suami istri. Mereka adalah Ahmad Fadholi dan istrinya, Sri Yani.
Keduanya menjadi korban longsoran material batu di kilometer 56, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Tidak banyak informasi yang diperoleh saat pasutri itu tertimpa batu. Hanya saja diperkirakan saat gempa terjadi sejumlah bebatuan dari atas bukit runtuh.
Hingga akhirnya, batu berdiameter 2 meter jatuh hingga mengenai dua orang itu saat melintasi jalan perbukitan Piket Nol.
Saat kejadian, Ahmad Fadholi langsung meninggal di tempat. Badannya dan motor terjepit batu raksasa.
Sedangkan istrinya, Sri Yani mengalami luka-luka di badan.
Saat itu, warga bersama pengendara yang lewat langsung menolong mereka. Sang suami dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Pasirian, sedangkan istrinya dilarikan ke RSUD Dr Haryoto.
Sayangnya, meski tim medis sudah memberikan perawatan, nyawa Sri Yani tak tertolong.
"Iya benar, istrinya juga meninggal barusan," kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan dan Rekotijensi BPBD Kabupaten Lumajang.