Serba Serbi
Ida Bhatara Kembali, Ini Makna Ulihan Dalam Hindu Bali
Galungan sudah berakhir, namun rentetan upacara dalam Hindu Bali pasca Galungan masih berlangsung.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Masyarakat Hindu percaya Tuhan hadir, menyaksikan, memberkati dan memberikan anugerah-Nya.
Khususnya kepada umat yang memuja beliau dengan tulus ikhlas.
Pelaksanaan Ulihan ini, sehari setelah Pemaridan Guru.
Yaitu pada Minggu (Redite), Wage wuku Kuningan.
Jenis banten atau upakara yang disuguhkan ketika Ulihan adalah rempah-rempah.
Kemudian beras, dan sebagainya sesuai kemampuan umat Hindu di Bali dalam menghaturkannya.
Hal ini sebagai rasa terimakasih dan syukur atas segala rahmat Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam anugerahnya kepada umat.
Khususnya anugerah dari manifestasi beliau.
Seperti Hyang Bhatara Guru, Hyang Siwa, Ista Dewata dan lain sebagainya.
Atau secara niskala bermakna, bhatara-bhatari telah menerima persembahan dari umat-Nya.
Yang selanjutnya kembali ke alam niskala atau ke kahyangan setelah Galungan usai.
"Sejatinya rempah-rempah ini kan juga merupakan obat-obatan dalam Usada Bali," imbuhnya.
Sehingga filosofi yang diharapkan adalah hidup yang sehat.
Kemudian beras adalah biji kehidupan atau benih kehidupan dan merupakan sumber bagi kehidupan umat manusia.
Semua itu tentu dianugerahkan oleh Tuhan kepada umat.
Sebagai ucapan terimakasih dan syukur atas segala karunia beliau.
Untuk upacara Ulihan ini, ia mengatakan, sesuai dengan dresta atau adat di masing-masing wilayah.
Intinya adalah srada dan tulus ikhlas dalam menjalankan semuanya.(*).