Berita Jembrana

Kendarai Sepeda Motor, Bupati Jembrana Tamba Blusukan ke Sejumlah Desa di Jembrana Bali

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, blusukan ke sejumlah desa di Jembrana, Bali, menggunakan sepeda motor

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Blusukan Bupati Tamba, Jumat 16 April 2021 - Kendarai Sepeda Motor, Bupati Jembrana Tamba Blusukan ke Sejumlah Desa di Jembrana Bali 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, blusukan ke sejumlah desa di Jembrana, Bali, menggunakan sepeda motor, Jumat 16 April 2021.

Wabup Patriana Krisna pun turut serta mengendarai sepeda motor bersama sejumlah pimpinan OPD.

Mereka blusukan untuk mengetahui sejumlah permasalahan secara langsung, sekaligus mendengar keluhan masyarakat di lapangan.

Blusukan dimulai dari Gedung Kesenian Ir Soekarno menuju Desa Delodberawah, Desa Air Kuning serta Desa Prancak.

Baca juga: Dua Kebakaran Terjadi Dalam Semalam di Jembrana

Baca juga: Hari Raya Galungan, Bupati dan Wabup Jembrana  Hadiri Rakor dengan Presiden Secara Virtual

Baca juga: Sertifikat SMP 4 Mendoyo Diserahkan, Bupati Jembrana Atensi Lahan Sensitif

"Kita ingat pada saat simakrama dulu ada beberapa permasalahan yang disampaikan warga. Hari ini kita hadir, bersama pimpinan OPD dan juga aparat desa setempat untuk carikan solusi," ucap Tamba.

Seperti di Desa Perancak, Bupati Tamba mengungkapkan sejumlah rencananya.

Ia berencana membangun dermaga di Pantai Perancak untuk menyelamatkan masyarakat nelayan.

Permasalahan yang terjadi saat gelombang besar para nelayan susah menambatkan jukungnya.

"Permasalahan itu terjadi pada nelayan. Kita ingin mereka satu kali jalan sehingga perlu tempat di dermaga. Nah, dermaga itu bisa menjadi pasar, tempat penjualan ikan yang modern," ungkapnya.

Menurut Tamba, sedangkan kendala yang ditemui dalam blusukannya itu adalah persoalan tanah dan jalan.

Itu menjadi PR pemerintah selama ini untuk di Air Kuning dan Perancak.

Nantinya, untuk pendanaan maka apakah akan memakai APBD, dana provinsi atau dana pusat.

“Itu nanti kita lihat kebutuhannya seperti apa,” tambahnya.

Menurut mantan anggota Dewan Provinsi Bali itu, kebutuhan untuk penanganan tidak terlalu banyak bisa saja menggunakan dana APBD.

Tapi bisa saja menggunakan dana pusat jika dana yang dibutuhkan terlalu banyak.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved