105 Tokoh Dukung BPOM, Terkait Polemik Vaksin Nusantara

Sekira 105 tokoh dari berbagai latar belakang seperti pengacara, cendekiawan hingga tokoh agamawan menyatakan dukungannya pada BPOM

Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - 105 Tokoh Dukung BPOM, Terkait Polemik Vaksin Nusantara 

Tujuan pengembangan vaksin Nusantara juga untuk menghasilkan vaksin nasional.

"Sudah, saya pikir sudah ada begitu prosesnya, tapi saya enggak tahu persis ya. Tapi kalau saya lihat berita-berita yang ada vaksin ini sama dengan vaksin merah putih. Digagas hampir sama polanya dengan tujuan untuk menghasilkan vaksin nasional," ungkap Andani.

Dirinya mengatakan, pengembangan vaksin Nusantara memiliki konsep yang sangat rumit yakni dengan sel dendritik.

"Vaksin dendritik ini kalau saya katakan agak ribet ya. Berbeda dari vaksin-vaksin yang lain, posisinya itu agak ribet," pungkas Andani.

Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Profesor Akmal Taher mengatakan uji klinis fase I yang belum dikantongi Vaksin Nusantara sebenarnya mencakup soal keamanan produk tersebut.

Sebab kata dia, pada fase uji coba ke manusia atau makhluk hidup, terdapat 4 fase.

Fase pertama mengenai sebuah riset adalah melihat keamanan produk itu bagi manusia.

"Di manusia itu ada 4 fase yang pertama itu fase keamanan sebenernya. Jadi kita belum bicara obat itu bermanfaat atau nggak bagi manusia, tapi yang kita bicarakan pertama kali adalah keamanan obat baru atau vaksin baru itu," ucap Akmal dalam pernyataan virtualnya, Sabtu.

Ia mengatakan persoalan Vaksin Nusantara bisa saja tidak menuai polemik jika prosedur riset dijalankan dengan baik.

Namun, karena prosedur itu tak diindahkan maka yang terjadi adalah polemik ini muncul ke permukaan.

"Jadi kalau semua dijalankan oleh aturan-aturan seperti itu, nggak ada yang mesti ribut," tegas Akmal.

Ketua Ikatan Ahli Urologi Indonesia ini mengatakan pelanggaran prosedur riset akan menimbulkan bahaya. Apalagi produk vaksin itu diproyeksikan untuk masyarakat Indonesia.

Ia khawatir jika prosedur soal keamanan vaksin saja diterabas, maka tidak ada jaminan produk itu akan aman.

“Apa bahayanya kalau itu terganggu? Sudah jelas bahaya sekali kalau yang beredar itu keamanannya tidak terjamin," pungkasnya.

(Tribun Network)

Kumpulan Artikel Vaksin

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved