Berita Buleleng
Budiarta Kehilangan Istri dan Anaknya, Perbekel Kubutambahan dan Komunitas Sosial Buka Donasi
Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana, akan berusaha membantu keluarga Gede Budiarta, yang kehilangan istri dan anaknya
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Komang Agus Ruspawan
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Perbekel Desa Kubutambahan, Gede Pariadnyana, akan berusaha membantu keluarga Gede Budiarta, yang kehilangan istri dan anaknya.
Pariadnyana mengatakan keluarga Budiarta memang tergolong kurang mampu.
Duka mendalam dirasakan Budiarta (28) yang kehilangan istrinya, yang dalam kondisi hamil delapan bulan, akibat mengalami kecelakaan pada Senin 12 April 2021.
Kini pria asal Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, ini kesulitan biaya upacara istri dan anaknya.
Untuk membantu warganya, Perbekel Kubutambahan pun bergerak bersama komunitas sosial untuk membantu keluarga Budiarta dengan membuka donasi.
"Saya dengar teman-teman komunitas sosial mulai bergerak membuka donasi untuk keluarga korban agar bisa menggelar upacara kematian,” kata Pariadnyana kepada Tribun-Bali.com, Minggu 18 April 2021.
Sebelumnya dalam postingannya di akun Facebook, komunitas Bali Peduli Sosial juga mengajak semua kalangan pihak membantu meringankan beban Budiarta.
“Mari kita bantu saudara kita yang mengalami musibah untuk biaya pemakaman, bekal di rumah sakit dan biaya transportasi untuk perawatan. Semoga kebaikan datang dari berbagai penjuru dan Tuhan selalu menyertai kita semua,” tulis komunitas sosial ini.
Sementara Pariadnyana menyebut pihaknya tidak bisa memberikan bantuan lebih, mengingat anggaran di desa sangat terbatas.
Namun demikian, Pariadnyana menyebut pihaknya akan berusaha membantu meringankan beban keluarga korban.
Ia berencana akan mengumpulkan sumbangan dari para warga yang ada di Desa Kubutambahan.
“Kami juga di desa akan mencoba mengumpulkan sumbangan dari warga, karena keluarga korban ini tergolong kurang mampu," jelasnya.
Baca Juga: Kisah Pilu Gede Budiarta yang Kehilangan Istri Hamil Akibat Kecelakaan,Tak Punya Biaya Gelar Upacara
Baca Juga: Gede Budiarta Akui Tak Miliki Firasat Apapun Sebelum Istrinya yang Hamil Meninggal Akibat Kecelakaan
Sementara ditemui di rumah duka Minggu 18 April 2021, Budiarta menuturkan jenazah istrinya yang diketahui bernama Ni Kadek Purnami Dwiyanti (21), serta jenazah anaknya, telah dikubur di Setra Desa Adat Kubutambahan pada Sabtu 17 April 2021 di liang lahat yang berbeda.
"Sesuai adat di desa kami, kalau meninggalnya ulahpati, harus dikubur dulu. Setelah satu bulan lebih tujuh hari baru boleh dilaksanakan upacara ngaben, atau mekinsan ring geni," terangnya.
Kendati selama menjalani perawatan di rumah sakit sudah ditanggung oleh JKN KIS PBI, Budiarta mengaku masih terkendala untuk membayar biaya upacara kedepannya.
"Saya belum tahu nanti setelah satu bulan lebih tujuh hari ini apakah akan menggelar upacara ngaben atau bagaimana, karena tidak punya biaya,” tuturnya.
Budiarta bahkan mengaku untuk tempat tinggal saja dia tidak punya. Ia hanya buruh nelayan dan numpang di rumah orangtuanya di pinggir pantai.
“Untuk tidur saja, saya masih numpang dengan orangtua," katanya lirih.
Budiarta kemudian menceritakan bagaimana awal tabrakan maut yang menimpa almarhum istrinya yang tengah hamil 8 bulan itu.
Dituturkan, pada Senin 12 April 2021 itu istrinya tengah dibonceng oleh ibu kandungya bernama Luh Sariningsih (46) dengan mengajak anak pertama mereka bernama Gede Yoga Wirapratama (4).
Mereka mengendarai sepeda motor Honda Beat dengan nomor plat DK 2618 UAW.
Tak ada ada yang tahu ketiga korban saat itu hendak ke mana. Sebab saat meninggalkan rumah, Budiarta masih berada di tengah laut mencari ikan.
Hingga sekitar pukul 15.00 wita, setelah pulang dari melaut, Budiarta tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang, yang mengabarkan jika istri, anak, dan mertuanya terlibat kecelakaan di Jalan Singaraja-Amlapura, Kilometer 6.800, tepatnya di Banjar Dinas Dalem, Desa Kerobokan, Kecamatan Sawan.
Usai mendapati telepon tersebut, Budiarta pun bergegas mencari keluarganya di RS Kertha Usada Singaraja.
Di IGD, Budiarta mendapati istrinya dalam keadaan merintih kesakitan, di bagian kandungannya, serta mengalami patah pada tulang paha bagian kanan. Sementara anak pertamanya mengalami luka pada bagian dahi, serta eidera pada lengan kanan.
Sedangkan mertuanya, mengalami luka lecet pada bagian kepala belakang, pelipis kanan, dada kiri, serta paha kiri.
"Istri saya sempat di USG, katanya bayi yang ada di dalam kandungan sudah meninggal. Padahal kelahirannya diperkirakan di pertengahan bulan Mei,” katanya.
Setelah bayi yang ada di dalam kandungan itu dinyatakan meninggal, sorenya sang istri sempat muntah, kemudian meninggal dunia.
“Sebelum meninggal istri saya tidak ada ngomong apa, hanya merintih kesakitan saja," ucap Budiarta lirih.
Baca Juga: Sudah Sebulan Buleleng Bali Masuk Zona Merah, Sutjidra: Setiap Hari Kasus Kematian Selalu Ada
Pihak medis kemudian merujuk jenazah sang istri ke RSUD Buleleng, untuk diberikan tindakan mengeluarkan jasad bayi yang ada di dalam kandungannya.
Jasad bayinya kata Budiarta, dikeluarkan dengan cara divakum.
Jenazah sang istri beserta anak keduanya itu kemudian dibawa oleh keluarga ke rumah duka.
Sementara anak pertamanya, seusai diberikan tindakan medis, langsung diperbolehkan pulang.
Sedangkan sang mertua hingga kini masih dirawat di RS Kertha Usada.
"Jujur saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Saya tidak tahu bagaimana kronologi mereka kecelakaan, apakah nabrak kendaraan lain, atau kah ditabrak. Polisi belum ada yang datang untuk menjelaskan kronologinya," ungkap Budiarta. (*)