Kerajaan Inggris

Pendukung Monarki Inggris Senang Melihat Keakraban Pangeran William dan adiknya Harry

Kebersamaan cucu Pangeran Philip, kakak beradik Pangeran William dan Harry yang berselisih akhir-akhir ini, memberi alasan untuk tersenyum.

Editor: DionDBPutra
Tangkapan layar YouTube
Pangeran William dan adiknya Pangeran Harry saat menghadiri pemakaman kakek mereka Pangeran Philip, Sabtu 17 April 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, WINDSOR- Rakyat Inggris dan dunia melepaskan Pangeran Philip ke tempat peristirahatan terakhir pada Sabtu yang cerah 17 April 2021 di Kastil Winsdor.

Di tengah suasana belasungkawa itu, kebersamaan cucu Pangeran Philip, kakak beradik Pangeran William dan Harry yang berselisih akhir-akhir ini, memberi alasan untuk tersenyum.

Pangeran William dan saudaranya Pangeran Harry berjalan bersama saat acara pemakaman kakek mereka Pangeran Philip di Kastil Windsor, kastil yang dibangun pada abad ke-11.

Pangeran William dan Harry mengobrol di luar Kapel St George setelah pemakaman sang kakek yang disiarkan secara langsung melalui berbagai kanal media.

Baca juga: Begini Sorotan Tajam Terhadap Peran Monarki Inggris Setelah Kematian Pangeran Philip

Baca juga: Empat Wanita Ini Berperan sebagai Penghibur Ratu Elizabeth II Setelah Pangeran Philip Wafat

Sebelumnya, kakak beradik itu berjalan sejajar, dengan sepupu mereka Peter Phillips, dalam prosesi mengiringi peti jenazah Pangeran Philip saat diangkut dengan mobil jenazah Land Rover ke kapel bersejarah, yang terletak di halaman Kastil Windsor.

Prosesi pemakaman suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Phlip hari Sabtu 17 April 2021.
Prosesi pemakaman suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Phlip hari Sabtu 17 April 2021. (Tangkapan layar YouTube)

Keluarga Kerajaan Inggris sangat disiplin mematuhi protokol kesehatan Covid-19 selama prosesi pemakaman Duke of Edinburgh.

Ratu Elizabeth duduk sendirian selama kebaktian di dalam kapel. Duke of Sussex dan Duke of Cambridge mengambil tempat berseberangan di Gereja St George.

Pangeran William duduk di samping istrinya Catherine, Duchess of Cambridge sementara Pangeran Harry duduk terpisah.

Ini pertama kalinya Pangeran Harry menghadiri acara bersama keluarganya sejak wawancara heboh dengan istrinya Meghan, Duchess of Sussex, dan Oprah Winfrey bulan Maret 2021.

Keterlibatan resmi terakhir yang diikuti Pangeran Harry adalah kebaktian Persemakmuran tahunan di Westminster Abbey di pusat kota London dua tahun lalu.

Seusai ibadah pemakaman Pangeran Philip dan setelah Ratu Elizabeth II pergi dengan mobil, anggota kerajaan lainnya berjalan kaki kembali ke Kastil Windsor.

Pangeran Harry dan Duchess of Cambridge bergabung dengan Pangeran William untuk berjalan bersama, saat anggota keluarga lainnya meninggalkan Gereja St George.

Suasana prosesi pemakaman Pangeran Philip yang diawali kebaktian di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021.
Suasana prosesi pemakaman Pangeran Philip yang diawali kebaktian di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021. (Tangkapan layar YouTube)

Pemandangan itu mengharukan bagi pendukung monarki. Seorang mantan perdana menteri Inggris berharap adanya rekonsiliasi antara dua bersaudara yang dulunya terkenal dekat.

“Senang melihat Harry dan William bersama lagi - itulah yang kita semua inginkan,” kata Martyn Rawlims, 66 tahun, warga dari Kidderminster di Inggris tengah.

“Ini mungkin akan membuat mereka lebih dekat, pada akhirnya selalu ada hal baik yang keluar dari pertemuan ini.”

Bagi banyak orang di Inggris dan di seluruh dunia, pemandangan Pangeran William dan Harry berjalan di belakang peti mati kakek mereka mengingatkan kembali pada kenangan masa lalu.

Tepatnya ketika dua anak laki-laki, berbaris dengan sedih di belakang peti mati ibu mereka, Purtri Diana pada tahun 1997. Rawlims berlinang air mata ketika dia mengingat hari itu.

“Dia (Putri Diana) hanya akan berpikir, Ah, itulah yang harusnya dilakukan saudara,” kata Rawlims tentang Diana.

“Terkadang kematian menyebabkan orang berkumpul dan lebih menghargai kehidupan,” demikian Rawlims.

"Harry perlu pergi sebentar untuk mendapatkan sedikit ruang dan hal terbaik yang terjadi padanya setelah kematian ibunya adalah Meghan,” kata Rawlims lagi melansir NBC News.

Sandy Lewin, seorang guru berusia 55 tahun yang tinggal tidak jauh dari Kastil Windsor, mengatakan suaminya bertugas di Afghanistan bersama Harry, dan dia hadir saat pesta pernikahannya dengan Meghan.

“Ini sangat berbeda karena terakhir kali kami mengadakan sesuatu seperti ini adalah pernikahan, yang sungguh ajaib,” katanya.

“Sekarang suasananya sangat suram.”

Ratu Elizabeth II saat mengikuti ibadah pemakaman suaminya Pangeran Philip di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021.
Ratu Elizabeth II saat mengikuti ibadah pemakaman suaminya Pangeran Philip di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021. (Tangkapan layar YouTube)

"Kami memikirkan dunia Harry," kata Lewin, yang meletakkan satu bunga bakung di Kastil Windsor yang dipetik dari kebunnya minggu lalu ketika Pangeran Philip meninggal dunia.

Lewin menambahkan bahwa Pangeran Harry masih dijunjung tinggi oleh banyak orang di militer.

Dia pun mengaku menjadi penggemar acara TV "Suits", di mana Meghan Markle berakting sebelum dia menikah dengan Harry.

Tapi dia tidak setuju dengan wawancara Oprah. Keputusan Harry dan Meghan untuk menjauhkan diri dari keluarga kerajaan telah mempolarisasi sebagian besar Inggris.

Jane Valder-Ryan, warga Inggris berusia 55 tahun, jelas-jelas memilih satu sisi, dan itu bukan milik Meghan.

“Duke of Sussex berada di sini sendirian memberinya lebih banyak fleksibilitas,” kata Valder-Ryan.

"Kita semua mengingat kecelakaan di Paris," katanya, mengacu pada kecelakaan kendaraan bermotor berkecepatan tinggi yang menewaskan Putri Diana dan sebagian besar warga Inggris terkejut dan berduka.

Sejak itu kata Valder-Ryan, publik Inggris merasa perlu "melindungi" para pangeran. “Kami merasa kami tumbuh bersama mereka,” tandasnya.

Sorotan Terhadap Peran Monarki

Sementara itu, sorotan terhadap peran monarki modern mulai muncul pascakematian suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip pada 9 April 2021.

Wafatnya Duke of Edinburg, menjadi pengingat bahwa hampir 70 tahun pemerintahan pemimpin Monarki yang terpanjang dalam sejarah Kerajaan Inggris itu, sedang dalam masa terakhirnya.

Menurut para ahli, tatkala anak-anak dan cucu-cucu Ratu Elizabeth II meningkatkan tugas kerajaan mereka, transisi ke generasi berikutnya adalah waktu yang tidak stabil.

Hal ini dapat menimbulkan semacam turbulensi serta keraguan tentang relevansi nilai kerajaan di dunia pada abad ke-21 ini.

Pangeran Charles dan istrinya Camilla saat menghadiri ibadah pemakaman Pangeran Philip di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021.
Pangeran Charles dan istrinya Camilla saat menghadiri ibadah pemakaman Pangeran Philip di Gereja St George, Sabtu 17 April 2021. (Tangkapan layar YouTube)

"Ini adalah akhir dari sebuah era dan pertanyaan atas kepemimpinan monarki dan yang lebih luas tentang peran monarki di Inggris abad ke-21 bisa muncul," kata David McClure, penulis buku "The Queen's True Worth: Unravelling the Public & Private Finances of Queen Elizabeth II."

David McClure mengatakan, kematian Pangeran Philip akan berdampak besar pada orang-orang yang mempertimbangkan kembali nilai monarki, bagi kehidupan Inggris dan sebagai institusi politik.

Ratu Elizabeth II memiliki peran formal sebagai kepala negara, kepala Gereja Inggris dan kepala angkatan bersenjata dan sebagai simbol yang kuat.

Ratu yang kini sudah sepuh, berusia 94 tahun, masih menjadi pemimpin yang memberikan pidato penetapan prioritas pemerintah Inggris pada awal tahun parlemen, dan secara formal menandatangani undang-undang di negara itu.

Lebih dari itu, Inggris bukan satu-satunya tempat Ratu Elizabeth II menjadi kepala negara.

Ratu Elizabeth II juga merupakan Ratu bagi Australia, Kanada, Selandia Baru dan beberapa negara kepulauan, serta kepala Persemakmuran Inggris.

Dia merupakan pemimpin dari asosiasi 54 negara, yang hampir semuanya pernah berada di bawah kekuasaan Inggris.

“Di tempat-tempat itulah transisi ke generasi berikutnya akan mulai menimbulkan banyak pertanyaan,” kata sejarawan Sarah Gristwood melansir NBC News.

"Monarki Inggris akan selalu menjadi yang paling rentan di tahun-tahun mendatang bukan hanya di Inggris, tetapi di Persemakmuran atau negara bagian lain yang saat ini mengakui Ratu Elizabeth sebagai kepala negara, tapi mungkin tidak ingin melakukan itu untuk selamanya," kata Gristwood, penulis "Elizabeth: The Queen and the Crown."

Ikuti berita terkait Kerajaan Inggris

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Senang Dilihat, Reuni William dan Harry Jadi Obat bagi Pendukung Monarki Inggris

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved