Berita Denpasar

Pihak Ashram Sri Khrisna Balarama Mandir Klaim Tempatnya Digunakan untuk Belajar Bhakti Yoga

Intinya, secara garis besar bahwa ashram itu adalah tempat belajar bhakti yoga. Dan setelahnya yang datang pulang ke rumah masing-masing.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/AA Seri Kusniarti
Suasana di depan Ashram Sri Khrisna Balarama Mandir 

Sehingga status krama mipil yang terdaftar di desa adat, seperti apa statusnya apakah keluarga tamiu apakah mipil penduduk pendatang juga tidak jelas.

“Maka dari itu, kami dari desa adat sepakat bahwa karena ini memicu keresahan dan jauh dari dresta Bali yang dilaksanakan di desa adat, untuk itu kami kami tutup kegiatannya,” sebut sarjana teknik ini.

Kegiatan Menyimpang

Dalam kegiatan, terutama terkait dengan tattwa, etika, upacara juga tidak sesuai. Jika Hindu tempat sembahyang namanya pura, sementara aliran tersebut melakukan kegiatan di ashram. Tattwa Hindu Bali pun berdasarkan lontar warisan leluhur. Ada pula bisama, kitab suci Weda dan Bhagawan Gita. Ini yang digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat Hindu di Bali, khususnya di Desa Adat Kesiman.

“Tetapi mereka punya versi berbeda, dari guru kerohanian mereka,” katanya.

Etika pun berbeda, dan sudah jelas tidak sesuai dengan dresta Hindu Bali. Tata cara berpakaian juga berbeda. Serta tidak berkesinambungan dengan adat istiadat Bali. Termasuk dengan upacara dan upakara atau ritual yang sesuai tatanan Hindu di masyarakat Bali.

Mengapa Sekarang?

Ketua Forum Taksu Bali ini, menjelaskan bahwa pihaknya memperjuangkan adat dresta Bali.

"Karena waktu ini dalam pemilihan bendesa adat, sebenarnya dari desa adat menginginkan saya ngayah di desa adat," katanya.

Kemudian waktu itu, kata dia, memang dari pengurus sebelumnya sudah berjuang tetapi belum ada jalan. Belum ada moment yang pas, dan secara dukungan dari pemerintah daerah, adat, dan sebagainya juga belum memadai.

Namun saat ini desa adat telah bersatu, sehingga apapun yang menyimpang di wewidangan desa adat akan ditegaskan. Termasuk dalam kegiatan sampradaya non dresta Hindu di ashram ini.

Berawal Minta Izin Ngaben

Wisna lanjut menjelaskan bahwa awalnya ada yang meninggal di dalam ashram tersebut.

"Kalau gak salah itu 4 hari yang lalu. Kemudian mereka menghadap ke kantor desa. Kebetulan saya ada di sana. Nah saya justru memberikan arahan supaya mereka bisa kembali ke ajaran leluhur sesuai Hindu di Bali," ujarnya.

Apalagi HK ini, adalah suatu ajaran dari luar Bali. Dimana umatnya dari berbagai agama dan kepercayaan. Serta beragam latar belakang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved