Serba Serbi

Ini Makna Tamiang yang Biasanya Dihaturkan Umat Hindu Bali Saat Hari Raya Kuningan

Setiap hari suci Kuningan memang menggunakan sarana tamiang. Tamiang adalah simbol kekuatan untuk menjaga hal-hal yang negatif

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
ilustrasi - Tamiang dan gantungan yang biasa dipakai sarana saat hari Raya Kuningan 

Laporan Wartawan Tribun Bali Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari raya Kuningan, identik dengan adanya tamiang.

Namun apakah makna sebenarnya tamiang.

Berikut penjelasan Jero Mangku Ketut Maliarsa kepada Tribun Bali Rabu 21 April 2021.

"Setiap hari suci Kuningan memang menggunakan sarana tamiang. Tamiang adalah simbol kekuatan untuk menjaga hal-hal yang negatif agar tidak sampai mengena kita sebagai umat manusia," katanya.

Baca juga: Dipercaya Kembalinya Para Dewa ke Surga, Berikut yang Harus Dipersembahkan Saat Kuningan

Lanjut pensiunan kepala sekolah ini, kata tamiang dari kata tameng.

Dan tameng sendiri adalah sebagai pelindung diri, sehingga dikatakan melambangkan kekuatan dalam mempertahankan kemenangan yang diperoleh saat hari suci Galungan.

"Selain itu, tamiang juga sebagai niyasa Dewa Nawasanga sebagai penjaga seluruh arah mata angin," sebutnya.

Dapat dibayangkan bahwa sembilan penjuru mata angin melindungi umat manusia. Agar aman dan selamat.

"Makanya ada mantra 'Om Ano Badrah Karthawo yanthu wiswathah' yang artinya semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa," katanya.

Selain itu, hari ini Buda Paing Kuningan adalah satu diantara hari penting dalam Hindu Bali.

Sebab hari ini adalah payogan Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ida Bhtara Wisnu.

Hari suci ini jatuh satu Minggu setelah hari suci Galungan, dan tiga hari menjelang hari suci Kuningan, tepatnya pada Buda Paing Kuningan.

Dan para umat Hindu sangat menghormati hari suci ini.

Sebab payogan Ida Bhatara Wisnu, sebagai pemelihara alam semesta beserta isinya, termasuk umat manusia itu sendiri sebagai bhuana alit, dan alam semesta sebagai bhuana agung-nya.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui Tentang Hari Raya Kuningan

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved