Serba Serbi
Kuningan Sebentar Lagi, Tetap Tegakkan Dharma
Saat Kuningan ini, umat Hindu tetap wajib menegakkan Dharma dan melakukan hal-hal yang tidak menyimpang dari ajaran Dharma itu.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Saat pagi hari, bhatara-bhatari masih dalam suasana segar dan hening dan beliau berstana di palinggih atau parhyangan keluarga.
Barulah setelah itu, beliau kembali ke alam para dewa atau alam niskala.
Dipercaya Kembalinya Para Dewa ke Surga, Berikut yang Harus Dipersembahkan Saat Kuningan
Pada wuku Kuningan, yakni hari Minggu Wage Kuningan dinamakan dengan ulihan.
Dipercaya kembalinya para dewa ke surga.
"Intinya adalah pada hari itu, para dewa meninggalkan sumber kehidupan (amerta) untuk memberkati mahluk terutama manusia agar panjang umur," jelas Jero Mangku Ketut Maliarsa, Selasa 20 April 2021.
Kemudian setelahnya, pada Senin Kliwon Kuningan adalah Pemacekan Agung.
Filosofinya untuk mengusir para bhuta kala, terutama Sang Bhuta Galungan beserta bala pasukannya.
Pada Rabu Paing Kuningan, merupakan hari suci pemujaan Bhatara Wisnu.
Sesajen-nya antara lain, sedah apon putih hijau 28 buah, tumpeng hitam, lauk daging ayam hitam beserta perlengkapan lainnya.
Seperti bunga dan lain-lain yang dipersembahkan di paibon.
"Lalu pada Jumat Wage Kuningan dinamakan Penampahan Kuningan," sebut pemangku asal Bon Dalem ini.
Sama layaknya penampahan Galungan, umat wajib membuat sesajen untuk upacara dan mengekang pikiran ke arah keheningan dan kesucian.
Lalu pada Sabtu Kliwon Kuningan, para dewa turun lagi ke dunia bersama roh para leluhur.
Karena itu, umat wajib menyucikan diri lahir batin. Dan membuat sesajen, antara lain nasi sulanggi, tebog, jajan dan buah-buahan seperlunya, pasucian, canang wangi-wangi beserta perlengkapannya, gantungan tamiang, caniga untuk dipasang di tepi-tepi atap bangunan.