Pura di Bali

Ini Kisah Dibalik Tradisi Pangrebongan di Desa Adat Kesiman Denpasar

dikisahkan raja Bali kemudian digempur oleh Kerajaan Majapahit. Dipimpin patih agung Gajah Mada.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Putu Supartika
Tradisi Ngerebong di Kesiman, Denpasar, Bali, Minggu (8/3/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Ngerebong adalah satu diantara upacara, dengan tarian sakral yang sangat terkenal dari Bali.

Tarian ini sudah ada sejak abad ke-16, dan masih lestari berlangsung hingga detik ini.

Sejatinya ngerebong dilakukan, agar terjadi keseimbangan di Kesiman dan sekitarnya.

Lalu seperti apa kisah dibaliknya, berikut ulasan I Wayan Turun, Warga Banjar Kedaton, Desa Adat Kesiman, Denpasar.

Baca juga: Gerabah Binoh Nyaris Punah, Disbud Denpasar Akan Segera Lakukan Kajian

Tetua Kesiman ini, memulai kisah dari zaman kerajaan di Kesiman.

Kala itu, Bali masih dikuasai Kerajaan Bedahulu.

 Dengan rajanya adalah Sri Astasura Ratna Bumi Banten sekitar tahun Saka 1259.

Menurut prasasti Langgahan, bertuliskan aksara Jawa Kuna dikisahkan raja Bali kemudian digempur oleh Kerajaan Majapahit. Dipimpin patih agung Gajah Mada.

"Kemudian Bedahulu berhasil dikalahkan oleh Majapahit sekitar tahun Saka 1265. Ini saya lihat dari beberapa sumber termasuk Negarakertagama," sebutnya kepada Tribun Bali, Minggu 25 April 2021.

Setelah kekalahan itu, Majapahit mengambil alih Pulau Dewata.

Tak lama kemudian, diutus adipatinya untuk menjadi raja di Bali. Yakni Sri Aji Kresna Kepakisan dengan pusat pemerintahan di Samprangan. Memimpin Bali sekitar tahun 1272 Saka.

"Kedatangan beliau diiringi para arya, untuk memimpin wilayah-wilayah yang ada di Bali," jelasnya.

Ada Arya Delancang, Arya Kenceng di Tabanan. Arya Belog di Kaba-kaba, Arya Kutawaringin di Gel-gel. Arya Kepakisan di Nyuh Aya, Arya Wang Bang Pinatih yang berkuasa di Kertalangu. Serta masih banyak lagi, arya lainnya.

"Beliau (Arya Wang Bang Pinatih) menjadi raja di Kertalangu, kemudian beberapa keturunannya bernama Arya Pinatih atau I Gusti Ngurah Pinatih," sebut pria lanjut usia ini.

Baca juga: Cegah Klaster Kuningan, Tim Pemburu Pelanggar Prokes Polda Bali Sambangi Pura Jagatnatha Denpasar

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved